Aplikasi agregasi berita, Baca Berita (BaBe) dikabarkan menyensor konten anti-Tiongkok di Indonesia sejak 2018 hingga pertengahan tahun ini. BaBe di bawah naungan pengembang TikTok, ByteDance.
Sumber Reuters yang mengetahui kabar itu mengatakan, tim dari ByteDance meminta moderator konten di platform BaBe menghapus artikel terkait pemerintah Tiongkok yang dianggap negatif.
Moderator BaBe juga diminta untuk tidak menerbitkan artikel negatif mengenai TikTok. Enam sumber menyampaikan, konten dari mitra media yang dianggap kritis terhadap pemerintah Tiongkok tidak akan dipublikasikan ulang di aplikasi BaBe.
Mereka mencontohkan, artikel tentang ketegangan antara Indonesia dan Tiongkok mengenai Laut China Selatan, dilarang tayang di aplikasi BaBe. Tiga sumber mengatakan, kebijakan ini diterapkan juga di aplikasi berita milik ByteDance di Tiongkok, Toutiao.
Namun, BaBe membantah kabar itu. Perusahaan mengatakan, mereka memilah konten sesuai dengan pedoman komunitas dan sejalan dengan hukum Indonesia.
BaBe juga menegaskan, pedoman komunitas tidak menyebut perihal Tiongkok maupun pemerintah setempat. Pedoman itu dapat dilihat di situs resmi perusahaan.
"Pencarian sepintas di aplikasi BaBe menunjukkan banyak artikel dan video yang menyoroti jenis konten, yang menurut klaim, ini akan kami hapus," ujar BaBe dikutip dari Business Insider, Kamis (13/8).
ByteDance enggan berkomentar mengenai kabar tersebut. Begitu juga dengan Kementerian luar negeri Tiongkok dan regulator internetnya, Cyberspace Administration of China (CAC).
Sekadar informasi, ByteDance membeli BaBe pada 2018 atau saat TikTok dilarang di Tanah Air. Saat itu, pemerintah menemukan adanya konten pornografi dan penistaan di platform TikTok.
Kini, ByteDance menjadi investor mayoritas BaBe. Perusahaan asal Tiongkok ini pun mengaplikasikan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) pada platform BaBe untuk mengumpulkan cerita dari ratusan media di Indonesia.
Saat ini, BaBe memiliki lebih dari delapan juta pengguna aktif bulanan (monthly active users/MAU). Aplikasinya juga diunduh 30 juta kali pada akhir tahun lalu.