- Xiaomi meluncurkan Mi 11 dengan fitur 5G dan sensor untuk monitor detak jantung pada hari ini
- Penjualan ponsel diprediksi naik 11,4% tahun ini, ditopang oleh smartphone 5G
- Ponsel 5G, layar lipat dan gulung, kamera beresolusi tinggi hingga fitur kesehatan diramal tren pada 2021
Pengiriman ponsel pintar (smartphone) diprediksi tumbuh 11,4% secara tahunan (year on year/yoy) pada tahun ini, setelah melorot 10,5% pada 2020, berdasarkan data Gartner. Sedangkan tren gadget yang dikembangkan oleh sejumlah vendor pada 2021 yakni layar melengkung, 5G, pengisian baterai cepat, serta memiliki kamera dan fitur kesehatan canggih.
Xiaomi misalnya, meluncurkan MI 11 pada hari ini (8/2). Gawai ini memakai cip (chipset) keluaran terbaru Qualcomm yakni Snapdragon 888. Cip ini mendukung fitur 5G pada ponsel.
Untuk pengisian baterai, Xiaomi menyiapkan dua opsi yakni dengan atau tanpa charger. Varian MI 11 Pro memiliki pengisian baterai nirkabel 80 watt, yang diklaim tercepat di dunia. GSM Arena melaporkan, pengguna bisa mengisi baterai hingga penuh selama 18 menit.
Sedangkan charger yang disediakan yakni GaN 55 Watt. “Mi 11 tersedia di toko mulai 8 Februari,” kata Xiaomi melalui akun resmi di Twitter, Senin (8/2).
MI 11 juga memiliki sensor yang dapat memonitor detak jantung. Ini merupakan hasil kerja sama antara Xiaomi dan vendor asal Tiongkok, Goodix. “Sensor ini seakurat smart band,” kata Goodix dikutip dari XDA Developers, akhir Desember lalu (28/12/2020).
Untuk menggunakannya, pengguna hanya perlu memindai sidik jari pada ponsel. Gadget akan mendeteksi detak jatung berdasarkan foto sidik jari. Pengukuran ini menggunakan teknik Photoplethysmography (PPG).
Pengembangan fitur kesehatan juga dilakukan oleh Apple. Produsen smartphone asal Amerika Serikat (AS) ini menguji coba perangkat lunak (software) yang memungkinkan pengguna membuka kunci iPhone lewat Apple Watch sambil mengenakan masker.
Fitur tersebut diluncurkan dalam versi beta pada pekan lalu (1/2). “Ini akan tersedia pada musim semi,” demikian dikutip dari CNBC Internasional, minggu lalu (1/2).
Pengembangan software yang mendukung kesehatan itu dilakukan di tengah pandemi corona.
Produsen ponsel juga mulai berinovasi pada layar gadget. Xiaomi memamerkan gawai terbaru dengan layar melengkung dan kurva 88 derajat di empat sisi. Perusahaan mengatakan, ini membuat tampilan lebih lebar karena tanpa bezel atau garis pinggir pada layar.
Layar melengkung sebelumnya dikembangkan oleh beberapa produsen. Samsung menerapkannya pada Galaxy S10, S10 Plus, S9, S9 Plus, Note 9. Selain itu, Huawei Mate 20 Pro dan P30 Pro, serta Nokia 8 Sirocco.
Vendor smartphone juga berinovasi dengan merilis layar lipat dan gulung. Yang terbaru, produsen ponsel asal Korea Selatan, LG memperkenalkan ponsel dengan layar yang dapat digulung dalam pameran teknologi skala global, CES.
CNET melaporkan, ponsel tersebut kemungkinan akan dijual pada akhir tahun ini.
Sedangkan sebelumnya, sejumlah vendor memperkenalkan ponsel lipat seperti Samsung, Huawei, Xiaomi, Nokia, dan OPPO. GSM Arena bahkan melaporkan, Samsung akan meluncurkan gawai lipat baru pada Juli, sementara Huawei bulan ini.
Namun, sejumlah analis menyoroti ketahanan layar melengkung, lipat, maupun gulung. Menanggapi hal ini, rerata vendor menyiasatinya dengan menggunakan layar kuat seperti Gorilla Glass.
Pada tahun lalu, Corning meluncurkan Gorilla Glass Victus yang diklaim tahan banting jika jatuh dari ketinggian dua meter di atas permukaan keras dan kasar. Layar ini juga diklaim dua kali lebih tahan gores dibandingkan Gorilla Glass 6.
Dari sisi kamera, produsen berlomba-lomba memberikan resolusi yang tinggi dan dengan banyak jenis. Pada satu ponsel, biasanya terdapat kamera utama, wide, ultra wide, telephoto, dan sensor.
Selain itu, dilengkapi teknologi canggih. Samsung Galaxy S21 yang dirilis dua pekan lalu misalnya, berbasis kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), sehingga bisa menyesuaikan pencahayaan ketika mengambil gambar.
Lalu, ponsel Vivo X50 dan X50 Pro yang mengusung teknologi gimbal stabilization pada kamera. Ini membuat lensa lebih stabil, sekalipun mengambil gambar sembari bergerak.
Sebagian vendor menawarkan fitur edit foto dan video, seperti OPPO Reno4 dan OPPO Reno4 F. “Teknologi kamera yang semakin canggih pada 2021, akan memudahkan pengguna membuat konten ,” kata OPPO dalam siaran pers terkait tren smartphone, medio Desember lalu (13/12/2020).
Vendor juga berinovasi pada pengisian baterai. Apple misalnya, meluncurkan iPhone 12 tanpa charger. Kemudian Xiaomi merilis Mi 11 pada hari ini, juga dilengkapi pengisian daya nirkabel.
Namun, produsen juga mengandalkan pengisian daya cepat. Varian Mi 11 misalnya, menggunakan pengisian baterai nirkabel 80 watt yang diklaim tercepat di dunia.
Selain dari sisi ‘tools’, ponsel yang mendukung jaringan internet generasi kelima alias 5G menjadi tren. Perusahaan analis Gartner memperkirakan, penjualan ponsel naik 11,4% yoy menjadi 1,5 miliar pada tahun ini. Salah satu faktor pendorongnya yakni 5G.
Gartner memprediksi, penjualan ponsel 5G mencapai 539 juta atau 35% dari total penjualan pada tahun ini. “Kombinasi dari penggantian smartphone oleh pengguna yang tertunda (pada 2020) dan ketersediaan smartphone 5G kelas bawah mendorong penjualan pada 2021," ujar Direktur Riset Gartner Anshul Gupta.
Apalagi, Qualcomm memperkenalkan Snapdragon 480 yang terkoneksi dengan 5G baru-baru ini. Cip ini bakal dapat digunakan pada ponsel murah.
Hal senada disampaikan oleh Presiden Qualcomm Cristiano Amon. "Di tengah pandemi Covid-19, ekosistem perangkat benar-benar berbalik karena beralih ke 5G," ujar dia dikutip dari CNET, Desember lalu (15/12/2020).
Berkat ponsel 5G iPhone 12, Apple pun memimpin penjualan pada kuartal akhir tahun lalu. Produsen smartphone asal AS itu pun mengalahkan Samsung.
Berdasarkan riset Canalys, pengiriman iPhone naik 4% yoy menjadi 81,8 juta iPhone pada kuartal IV 2020. Sedangkan Samsung turun 12% menjadi 62 juta unit.
Meski begitu, Samsung masih memimpin sepanjang tahun lalu, sebagaimana Databoks di bawah ini:
PR Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto menyampaikan, ponsel berbasis 5G kemungkinan akan menggunakan memori internal yang tidak terlalu besar. “Nantinya, file bisa diunggah ke komputasi awan (cloud),” ujar dia dalam acara OPPO 5G Academy, pekan lalu (4/2). Oleh karena itu, banyak produsen yang menyediakan kapasitas penyimpanan hanya 128 GB.
Selain itu, jaringan internet yang semakin cepat seperti 4G dan 5G meningkatkan penggunaan smartphone. Untuk itu, produsen berlomba-lomba menyediakan pengisian daya yang cepat dan kapasitas baterai besar.
Produsen ponsel juga mulai mengembangkan cip sendiri. Samsung dengan Exynos, Apple membuat Bionic, dan Huawei dengan Kirin. Lalu, Xiaomi mengembangkan Surge S1 dan OPPO dengan OPPO M1.
Samsung sudah menggunakan Exynis 2100 pada Galaxy S21. Begitu juga Apple, menyematkan A14 Bionic pada iPhone 12. Selain itu, Huawei sudah mengandalkan Kirin di tengah tekanan dari AS.