Huawei Rilis Ponsel Mate X2 dengan OS Pesaing Android pada April

THAM KEE CHUAN|123RF.com
Seseorang memegang ponsel Huawei Mate dengan simbol Hongmeng OS.
24/2/2021, 09.51 WIB

Perusahaan asal Tiongkok, Huawei akan meluncurkan ponsel pintar (smartphone) berbasis sistem operasi (operating system/OS) buatan sendiri, Harmony OS, yakni Mate X2 pada April. Ini karena gadgetnya tak lagi didukung Android dari Google.

Mate X2 bakal menjadi ponsel pertama yang memakai Harmony OS. “Ini akan mulai diluncurkan April. Pengguna dapat mengunduhnya sebagai pembaruan,” kata juru bicara Huawei, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (23/2).

Raksasa teknologi itu akan menyematkan Harmony OS di ponsel tipe lainnya secara bertahap.

Huawei mengklaim, OS itu dapat diterapkan di perangkat lain seperti tablet, pengeras suara, televisi, mobil, dan lainnya. Ini karena berbasis mikrokernel.

Harmony OS bersifat open source (Huawei Central)

Perusahaan Tiongkok itu sebenarnya mengembangkan Harmony OS sejak 2012. Pengembangannya dipercepat setelah Huawei masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan di Amerika Serikat (AS) sejak awal 2019. 

Sanksi itu membuat perusahaan AS, termasuk Google, tidak dapat bekerja sama dengan Huawei tanpa izin. Google beberapa kali mengajukan lisensi untuk dapat bermitra dengan Huawei. Namun, izin ini kedaluwarsa per 13 Agustus tahun lalu. 

Akibatnya, ponsel dan tablet Huawei yang diluncurkan setelah pertengahan Mei 2019 tidak didukung oleh Android dan Google Mobile Services (GMS) seperti Gmail atau YouTube.

Huawei pun meluncurkan Harmony OS versi beta pada akhir tahun lalu. Perusahaan juga sudah meminta sejumlah pengembang untuk membuat aplikasi di platform tersebut.

Setelah itu, Huawei mendesain ulang antarmuka pada toko aplikasinya, App Gallery. Ini bertujuan meningkatkan fungsi navigasi.

"Integrasi penelusuran pada App Gallery akan membantu pengguna menemukan aplikasi," kata analis Canalys Nicole Peng.

Saat ini, Huawei memiliki serangkaian aplikasi seperti peta dan mesin pencarian (browser) di bawah naungan Huawei Mobile Services (HMS). Seperti Google, perusahaan menawarkan perangkat pengembang yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan hal-hal seperti layanan lokasi.

Sejauh ini, HMS memiliki 2,3 juta pengembang terdaftar di seluruh dunia.

Salah satu pengembang yang menguji coba Harmony OS menilai, mesin virtualnya mirip dengan versi terbaru Android. “Partisi sistem juga serupa dengan OS milik Google,” demikian kata sumber yang tidak disebutkan namanya, dikutip dari GSM Arena, akhir tahun lalu (27/12). 

Mesin virtual adalah program perangkat lunak (software) yang menunjukkan perilaku komputer. Selain itu, dapat melakukan tugas seperti menjalankan aplikasi dan program seperti komputer yang terpisah. Sedangkan partisi ialah pembagian ruang kosong pada media penyimpanan. 

Beberapa analis menilai, sistem operasi Huawei akan sulit mengalahkan Android milik Google. Namun, ini dapat membantu perusahaan mempertahankan pangsa pasar smartphone.

"Saya agak ragu tentang seberapa banyak yang akan benar-benar mengadopsi itu, mengingat Huawei sebenarnya merupakan pesaing," kata Analis senior di IDC Kiranjeet Kaur dikutip dari CNET, September tahun lalu (11/9/2020).

Meski begitu, menurutnya tak menutup kemungkinan vendor lain menggunakan Harmony OS sebagai cadangan jika mendapat sanksi dari AS atau negara lain. Selain itu, “jika semakin populer, terutama di Tiongkok,” ujar Kaur.

Wakil presiden IDC Bryan Ma mengatakan, Harmony OS berpotensi sukses di Negeri Panda. Ini karena Beijing mulai memperketat aturan terhadap raksasa teknologi AS, seperti Google, karena perang dagang. 

Namun, “tidak mudah bagi Huawei untuk membangun perpustakaan aplikasi utama di luar Tiongkok. Ini karena banyak dari aplikasi bergantung pada Google untuk hal-hal seperti manajemen hak digital, lokasi, pembayaran, dan layanan pemberitahuan,” kata dia.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan