Produsen ponsel pintar atau smartphone asal Korea Selatan, Samsung, tengah menghadapi tekanan dari otoritas Rusia. Pengadilan Rusia telah memerintahkan Samsung untuk menghentikan penjualan dan impor karena permasalahan pelanggaran paten layanan Samsung Pay.
Pengadilan Rusia menganggap paten yang dimiliki Samsung Pay menyerupai sistem pembayaran milik perusahaan yang berbasis di Swiss, Sqwin Sa. Sementara itu, Sqwin Sa sudah mendaftarkan paten layanannya di Rusia lebih dulu dibandingkan Samsung.
Pada 2013, Victor Gulchenko mengajukan paten untuk sistem transaksi online. Paten itu kemudian diberikan kepada Sqwin Sa. Lalu, Samsung Pay yang meluncur secara global pada 2015, masuk ke pasar Rusia setahun kemudian, yakni pada 2016.
"Alhasil, pengadilan Rusia telah memutuskan bahwa Samsung harus menghentikan impor dan penjualan hingga 61 model ponsel," demikian dikutip dari Gizchina pada Senin (25/10).
Pengadilan tidak memerinci daftar 61 model Samsung. Namun, Gizchina memperkirakan, 61 model Samsung yang dilarang mencakup jenis smartphone Galaxy berkemampuan komunikasi jarak pendek Near field communication (NFC) yang merupakan teknologi yang dibutuhkan untuk bisa menggunakan layanan pembayaran non-tunai.
Samsung sendiri memiliki deretan smartphone berkemampuan NFC, mulai dari Samsung Galaxy J5 hingga ponsel lipat Galaxy Z Fold3 atau Z Flip3.
Samsung telah mengajukan banding atas keputusan tersebut. Putusan itu hingga saat ini juga belum bersifat mengikat. Artinya, Samsung belum dilarang secara hukum untuk menghentikan penjualan ponselnya di Rusia.
Ahli hukum di Rusia berpendapat bahwa pelanggaran paten Samsung Pay di Rusia akan berdampak pada pemain lainnya, yakni Apple Pay dan Google Pay.
Samsung memang mempunyai pangsa pasar cukup besar untuk layanan Samsung Pay di Rusia. Saat ini, Samsung telah digunakan lebih dari 17% dari total transaksi non-tunai di Rusia. Meskipun, angka tersebut masih jauh dibandingkan Apple Pay yang memiliki pasar 30% dan Google Pay dengan 32%.
Sedangkan, berdasarkan data Counterpoint, ponsel Samsung merupakan pemilik pangsa pasar terbesar kedua di Rusia, yakni 29,9% pada kuartal pertama tahun ini, di bawah Xiaomi yang menguasai 31%.
Sementara Canalys mencatat, pada kuartal III tahun ini, Samsung memuncaki pangsa pasar terbesar global dengan 23%, disusul Apple dengan 15%, lalu Xiaomi dengan pangsa pasar 14%. Oppo menempati posisi keempat dengan pangsa pasar 10%. Vivo di posisi kelima juga dengan 10% pangsa pasar.