Samsung Dikabarkan Akan Alihkan Produksi Ponsel di Vietnam ke RI

KATADATA/
Logo Samsung
Penulis: Desy Setyowati
22/11/2021, 16.44 WIB

Samsung dikabarkan berencana merestrukturisasi produksi ponsel pintar (smartphone) global tahun depan. Perusahaan asal Korea Selatan ini disebut-sebut bakal mengalihkan sebagian kapasitas produksi gawai di Vietnam ke India dan Indonesia.

“Ini sesuai dengan rencana reorganisasi perusahaan yang diperoleh dan dilihat oleh The Elec,” demikian dikutip dari The Elec, Sabtu (20/11).

Rencana tersebut mencakup upaya mengatur kembali kapasitas produk di tujuh lokasi manufaktur, yang terletak di Korea Selatan dan luar negeri.

Samsung saat ini memiliki kapasitas untuk memproduksi 182 juta unit ponsel per tahun di pabrik di Vietnam.

Sebanyak 19 juta unit di antaranya akan dipindahkan secara berurutan ke India dan Indonesia. Perusahaan pun berencana memperluas fasilitas manufaktur.

Samsung memiliki dua pabrik ponsel di Vietnam, yakni di provinsi Bac Ninh yang disebut SEV dan Thai Nguyen yang dikenal SEVT. Kapasitas masing-masing 182 juta unit tahun lalu dan berkontribusi 61% dari total produksi gadget.

Fasilitas tersebut masih menyumbang sekitar 60% dari total produksi smartphone perusahaan per bulan ini.

Samsung bertujuan untuk mengurangi porsi produksi di pabrik di Vietnam menjadi 50% atau sekitar 163 juta unit per tahun.

Pada saat yang sama, perusahaan akan memperluas kapasitas produksi pabrik di India menjadi 60 juta unit per tahun saat ini menjadi 93 juta unit tahun depan.

Pabriknya di Indonesia akan diperluas dari 10 juta unit per tahun menjadi 18 juta unit per tahun dalam periode waktu yang sama.

Samsung berencana menghabiskan US$ 140 juta untuk rencana ekspansi tersebut. Rinciannya yakni US$ 90 juta di India dan US$ 50 juta di Indonesia.

Setelah restrukturisasi selesai, Vietnam akan menyumbang 50% dari produksi smartphone Samsung. Sedangkan India bakal berkontribusi 29% dan Indonesia 6%.

Saat ini, Vietnam menyumbang 60%, India 20% dan Indonesia 4%.

Sumber mengatakan, Samsung memulai reorganisasi itu karena meningkatnya biaya tenaga kerja di Vietnam.

Selain itu, pandemi corona memaksa perusahaan menutup fasilitas di Vietnam awal tahun ini. “Raksasa teknologi itu ingin mengurangi ketergantungan pada fasilitasnya di sana,” kata sumber.

Namun juru bicara Samsung menolak berkomentar tentang kabar tersebut.