Huawei menyatakan tidak akan menyerah pada bisnis ponsel pintar (smartphone) dan bertekad untuk kembali menyalip Samsung hingga Xiaomi. Perusahaan asal Cina ini pun mengembangkan cip (chipset) yang kompatibel dengan jaringan internet generasi kelima alias 5G.
President Consumer Business Huawei Derek Yu mengatakan, perusahaan akan terus berinvestasi dalam pengembangan smartphone unggulan. "Di Shanghai R&D Center, kami mengerjakan solusi cip 5G untuk ponsel andalan," katanya dikutip dari Gizmochina, Selasa (7/12).
Langkah Huawei membuat pabrik cip tanpa menggunakan teknologi Amerika Serikat (AS) di Shanghai, Cina, sudah diumumkan sejak akhir tahun lalu. Ini salah satu upaya korporasi memitigasi dampak dari sanksi pemerintah AS.
Cip tersebut nantinya disematkan pada berbagai jenis ponsel 5G. "Kami akan berfokus pada ponsel yang memiliki layar dapat dilipat. Kami juga tetap berfokus pada ponsel unggulan Mate-series dan P-series premium," ujarnya.
Derek juga mengonfirmasi bahwa Huawei akan meluncurkan gawai seri Huawei Mate 50 secara resmi pada 2022.
Huawei mengembangkan cip 5G setelah hampir tiga tahun masuk daftar hitam (blacklist) perdagangan AS. Pada September 2020, raksasa teknologi Cina ini bahkan terpaksa menyetop produksi cip andalannya Kirin.
Hal itu karena Negeri Paman Sam menambahkan 38 afiliasi semikonduktor Huawei ke dalam daftar hitam pada Agustus 2020. Maka, totalnya menjadi 152.
Oleh karena itu, Huawei membangun pabrik cip sendiri di Cina. Dua sumber Financial Times yang diberi pengarahan tentang proyek tersebut mengatakan, fasilitas ini akan dijalankan oleh mitra Huawei yang merupakan perusahaan riset cip yakni Shanghai IC R&D Center.
Itu karena Huawei belum mempunyai pengalaman dalam membuat pabrik cip.
Rencananya, pabrik akan berfokus membuat cip 45 nm low-end yang dikembangkan sejak 15 tahun lalu. Namun, Huawei lebih menginginkan cip 28 nm untuk proyek jangka panjang.
Huawei juga berencana mengembangkan cip 20 nm pada akhir 2022. Memori pada perangkat ini dapat digunakan untuk memproduksi sebagian besar peralatan telekomunikasi internet generasi kelima atau 5G.
Sebelumnya, Huawei mengembangkan sistem operasi (OS) sendiri dengan nama HarmonyOS pada berbagai produk gadget. OS pesaing Android milik Google telah digunakan di hampir 100 juta perangkat sejak diluncurkan pada awal Juni (2/6) hingga Agustus.
Rotating Chairman Huawei Guo Ping sempat menyampaikan bahwa perusahaan tidak akan menyerah untuk kembali menggeser Apple, Xiaomi, dan bahkan Samsung di pasar smartphone global.
“Huawei akan terus eksis di bisnis ponsel dan dengan kemajuan berkelanjutan dalam produksi cip, takhta smartphone pada akhirnya akan kembali,” kata Guo dalam transkrip tanya jawab dengan pegawai, dikutip dari Reuters, pada Agustus (18/8).
Huawei sempat mengungguli Samsung dari sisi penjualan ponsel pada kuartal II 2020. Rinciannya dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:
Canalys pun mencatat, Huawei menempati pangsa pasar terbesar kedua mengalahkan Apple pada kuartal III 2020. Ini karena berhasil mengirim 51,7 juta ponsel, dengan 14,9% pangsa pasar.
Namun karena sanksi AS, Huawei terlempar dari posisi lima besar pangsa pasar ponsel global pada kuartal I 2021. Perusahaan hanya mengirimkan 18,6 juta unit pada kuartal pertama tahun ini.
Pada Januari, lembaga riset TrendForce memperkirakan bahwa pangsa pasar Huawei menjadi ketujuh pada tahun ini karena sanksi AS. Ini artinya raksasa teknologi Tiongkok itu diprediksi kalah dari Samsung, Apple, Xiaomi, OPPO, Vivo, dan Realme.