Kepala Pemasaran Produk Global Realme Francis Wong memperingatkan konsumen bahwa harga HP atau handphone akan meningkat tajam di seluruh industri pada 2026.
“Jika Anda mempertimbangkan untuk membeli ponsel pintar atau smartphone baru, belilah pada 2025,” kata petinggi Realme itu di X, beberapa waktu lalu (27/11). “Tahun depan, kenaikan harga akan menjadi langkah (yang ditempuh) seluruh industri, yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Sementara itu, 2025 tersisa kurang dari sebulan. Di Indonesia misalnya, pesta diskon terakhir yakni 12.12 atau saat periode gajian.
Dikutip dari 91Mobiles, Francis Wong mengatakan penyebab utama kenaikan harga HP pada 2026 yakni meningkatnya biaya untuk komponen NAND Flash, DRAM, dan SSD, bagian integral dari penyimpanan dan memori di setiap gadget.
NAND Flash adalah jenis memori non-volatile atau tidak hilang saat listrik mati, yang dipakai untuk menyimpan data secara permanen. Teknologi ini menjadi fondasi storage modern seperti SSD, kartu memori, dan flash drive, yang menyimpan data dalam bentuk sel seperti SLC, MLC, TLC, QLC dengan kapasitas besar.
Sedangkan DRAM atau Dynamic Random Access Memory adalah memori volatile, data hilang saat listrik mati. Ini merupakan RAM utama komputer atau server yang dipakai untuk memproses data secara cepat.
Lalu, SSD atau Solid State Drive adalah perangkat penyimpanan berbasis NAND Flash yang menggantikan hard disk lama. SSD menggunakan controller dan cip NAND untuk menyimpan data dengan performa jauh lebih cepat.
Komponen-komponen itu mengalami kenaikan harga yang berkelanjutan, karena pasokan yang semakin ketat dan persaingan yang meningkat untuk mendapatkan cip seiring tren AI.
Tren AI mendorong permintaan memori kelas atas. Komponen yang selama ini digunakan untuk smartphone hingga laptop, kini diprioritaskan untuk pusat data AI, server, dan komputasi bandwidth tinggi.
Produsen cip telah mengalihkan kapasitas dari DRAM dan NAND standar kelas ponsel pintar ke memori kelas perusahaan seperti HBM atau High Bandwidth Memory.
Pergeseran itu berdampak terhadap harga HP. “Ini masalah di seluruh industri, tidak ada merek yang dapat menghindar,” kata Wong dikutip dari 91Mobiles.
Situasi itu semakin memburuk karena ketegangan perdagangan yang berkelanjutan, penyesuaian kembali rantai pasokan, dan fluktuasi mata uang. Dengan negara-negara yang memperketat aturan ekspor teknologi dan mendiversifikasi pusat manufaktur mereka, biaya produksi meningkat bersamaan dengan waktu tunggu yang lebih lama.
Realme Upayakan Kenaikan Harga Memori Tak Dibebankan ke Konsumen
Wong menekankan bahwa Realme melakukan yang terbaik untuk mengurangi dampak kenaikan biaya terhadap harga HP yang harus dibayarkan pelanggan.
“Kami berusaha sebaik mungkin untuk tidak membebankan biaya itu kepada konsumen dan tidak memengaruhi dua produk baru kami yang akan datang pada akhir 2025,” katanya.
Itu termasuk Realme GT 8 Pro, yang akan diluncurkan di India dalam beberapa minggu mendatang.
Realme GT 8 Pro menawarkan fitur-fitur kelas atas seperti cip Snapdragon 8 Elite Gen 5, kamera telefoto periskop hingga 200 MP hasil kolaborasi dengan Ricoh, dan layar LTPO 2K dengan refresh rate 144Hz.
Tren yang dijelaskan oleh Wong dapat mendorong harga Realme GT 8 Pro saat peluncuran lebih tinggi daripada Realme GT 7 Pro.
Peringatan langsung dari seorang eksekutif senior di Realm itu mengisyaratkan pergeseran dinamika dalam industri HP, ketika merek-merek mulai mengelola ekspektasi konsumen secara terbuka seperti halnya mereka memasarkan fitur-fitur baru.
Hal itu menunjukkan bahwa transparansi itu sendiri menjadi strategi, bukan hanya sekadar kesopanan. Peluncuran HP ke depan juga mungkin akan berfokus pada penjelasan harga daripada pembenaran inovasi.