Jumlah kasus virus corona di Indonesia terus bertambah menjadi 227 orang per kemarin (18/3). Masyarakat bisa memanfaatkan 11 platform baik situs web maupun aplikasi versi pemerintah pusat hingga daerah, untuk memantau penyebaran pandemi corona di Tanah Air dan global.
Pertama, pemerintah pusat melalui tim Gugus Tugas yang dipimpin oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), meluncurkan situs covid19.go.id kemarin (18/3). Situs itu memuat jumlah warga Indonesia dan global yang terinfeksi virus corona, sembuh, dan meninggal dunia.
Selain itu, covid19.go.id memuat berbagai artikel edukasi, layanan tanya-jawab hingga informasi seputar virus corona. Hoaks yang beredar di media sosial berikut pengujian faktanya juga tersedia.
Kedua, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengembangkan aplikasi pemantauan kasus virus corona. Sebelumnya, pemerintah provinsi (Pemprov) Jawa Barat juga membuat pikobar.jabarprov.go.id yang memuat data kasus virus corona, pasien sembuh dan meninggal dunia.
(Baca: Aplikasi Pelacak Sebaran Virus Corona CovidLock Terinfeksi Ransomware)
Situs web itu kemudian dikembangkan menjadi aplikasi. "Kami akan merilis aplikasi ini dalam dua-tiga hari lagi. Aplikasi bernama Pikobar ini sedang diregistrasikan ke Google dan akan dirilis," ujar Ridwan saat diwawancarai Najwa Shihab dalam program televisi Mata Najwa, Rabu (18/3) malam.
Ketiga, situs corona.jakarta.go.id yang dikembangkan oleh Pemprov DKI Jakarta. Situs ini memuat data pemantauan warga Jakarta terkait suspect virus corona. Di dalamnya ada dua kategori data pemantauan, yakni orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
ODP adalah orang dengan gejala demam lebih dari 38 derajat celcius atau memiliki riwayat demam, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) tanpa pneumonia, dan/atau pernah melakukan perjalanan ke negara yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala.
Sedangkan PDP adalah orang yang mengalami gejala demam lebih dari 38 derajat celcius, ISPA, dan pneumonia ringan hingga berat, serta memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit atau kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif covid-19 dalam 14 hari terakhir.
(Baca: Aplikasi Kesehatan Good Doctor dan Halodoc Buat Program Atasi Corona)
Keempat, corona.jogjaprov.go.id yang dikembangkan oleh Pemprov DIY Yogyakarta. Situs ini juga menyajikan peta sebaran virus corona di wilayah tersebut. Pasien ditandai dengan warna berbeda. Merah untuk pasien positif covid-19, oranye untuk PDP, dan biru menandakan ODP.
Kelima, infocorona.bantenprov.go.id milik Pemprov Banten. Situs ini tidak hanya memerinci jumlah kasus positif covid-19, PDP, dan ODP di Banten, tetapi juga nasional.
Keenam, situs infeksiemerging.kemkes.go.id atau covid19.kemkes.go.id. Situs ini dimiliki dan dipantau oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Situs itu juga memberikan informasi jumlah pasien dengan hasil positif dan negatif covid-19, maupun dalam pemeriksaan. Data kasus virus corona yang ditampilkan yakni di Indonesia dan global.
(Baca: Hoaks Capai 242, Ahli IT Usul Kominfo Buat Platform Khusus soal Corona)
Platform itu juga memiliki berbagai artikel kesehatan yang membahas tentang virus corona, mulai dari cara mencegah hingga tanya-jawab seputar virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok ini.
Ketujuh, layanan chat di WhatsApp dari United Nations Children's Fund (UNICEF) melalui akses nomor 08119004567. Layanan melalui chatbot ini memberikan informasi terkait covid-19, cara melindungi diri dan orang lain hingga misinformasi yang beredar. Selain itu, ada data terkini jumlah orang yang terjangkit virus corona di Indonesia.
Kedelapan, Katadata.co.id juga menyediakan platform khusus untuk mengecek data kasus terinfeksi corona di Indonesia melalui katadata.co.id/sorot/detail/26/krisis-virus-corona. Pengguna bisa melihat rincian total kasus, pasien dirawat, sembuh, dan meninggal dunia.
Situs itu dilengkapi infografis dan rasio pasien yang sembuh dan meninggal. Selain itu, ada rincian informasi kasus pasien sesuai kronologi kontak langsung dengan pasien lain maupun dalam kluster yang sama.
(Baca: Microsoft Rilis Situs Pelacak Virus Corona Lewat Mesin Pencari Bing)
Kesembilan, situs John Hopkins yang dikembangkan oleh Departemen Teknik Sipil Universitas John Hopkins. Platform ini menampilkan peta penyebaran pandemi corona, dan mengandalkan informasi dari WHO, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS, National Health Commission Tiongkok, Dingxiangyuan, serta situs jejaring sosial tenaga medis.
Kesepuluh, WHO membuat peta interaktif yang memuat total kasus infeksi, jumlah kematian, dan negara yang terinfeksi virus corona. Ada pula grafik jumlah kasus berdasarkan tanggal, serta data infeksi covid-19 di masing-masing provinsi.
Terakhir, Healthmap yang dikembangkan oleh Mapbox dan OpenStreetMaps. Peta ini menyuguhkan animasi penyebaran virus corona di Tiongkok dan negara lainnya.
(Baca: Bantah Trump, Google Tidak Kembangkan Situs Pengujian Virus Corona)