Google Indonesia mempunyai sejumlah strategi dalam menangkal sebaran hoaks virus corona yang jumlahnya semakin banyak di Indonesia. Beberapa strategi tersebut di antaranya dengan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga mengembangkan algoritma khusus.
Corporate Communication Google Indonesia Jason Tedjasukmana mengatakan, perusahaan bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lewat SOS Alert untuk memberikan informasi resmi terkini terkait virus corona.
Yang teranyar, dia melanjutkan, perusahaan menggandeng Kemenkes di layanan YouTube, sehingga ketika pengguna mencari kata kunci 'corona' akan muncul pop up informasi resmi dari kementerian.
"Ada data-data dari Kemenkes, semua anjuran atau rekomendasinya (terkait virus corona)," ujar Jason saat ditemui di Jakarta, Rabu (4/3). Namun, menurut dia, fitur ini masih tersedia di YouTube saja, belum ada di Google Search.
(Baca: Dua Warga Depok Terinfeksi Virus Corona, Kominfo Temukan 147 Hoaks)
Selain menggaet Kemenkes, Google juga membuka peluang untuk berkolaborasi dengan instansi maupun kementerian lain seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). "Kami masih kontak-kontakan dengan Kominfo, belum tahu bagaimana ke depannya," ujar dia.
Selanjutnya, Jason mengatakan, perusahaan pun telah mengembangkan algoritma khusus dalam menyaring informasi maupun berita yang terpercaya bagi pengguna terkait virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok itu.
"Di Google dan YouTube, sumber-sumber berita yang resmi itu peringkatnya sudah tinggi (di dua platform tersebut). Yang informasinya terpercaya diutamakan (peringkat algoritmanya)," ujar dia. Ia mengatakan, algoritma pencarian itu sudah dikembangkan sejak Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 lalu.
Adapun di Indonesia, Kementerian Kominfo telah menemukan 158 hoaks terkait virus corona sejak 23 Januari lalu. Bahkan ada satu yang beredar sejak Mei 2019 atau delapan bulan sebelum virus itu mewabah di Tiongkok.
(Baca: Atasi Video Prank dan Hoaks Virus Corona, WHO Buat Akun TikTok)
Sebelumnya, Google juga sudah mengumumkan inisiatif SOS alert melalui akun Twitternya. Perusahaan mengeluarkan hibah US$ 250 ribu atau sekitar Rp 3,4 miliar kepada Palang Merah Tiongkok.
"Kami juga meluncurkan kampanye internal bagi karyawan kami untuk berdonasi. Sejauh ini, Google.org dan karyawan Google telah mengumpulkan lebih dari US$ 800 ribu ( sekitar Rp 11,3 miliar)," ujar akun @Google_Comms, Jumat (31/1) lalu.