Pasca-pengumuman dua warga Indonesia di depok terinfeksi virus corona, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat jumlah hoaks bertambah. Setidaknya, ada 147 kabar bohong terkait wabah tersebut hingga hari ini.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Biro Humas Kominfo Ferdinandus Setu mengimbau masyarakat bijak menggunakan internet dengan tidak meneruskan hoaks. "Sebelum (informasi) dilanjutkan ke pihak lain, sebaiknya klarifikasi dulu validitasnya,” katanya kepada Katadata.co.id, Senin (2/3) malam.
Apalagi Kominfo mencatat jumlah hoaks terus bertambah setelah diumumkannya dua warga Indonesia di Depok positif covid-19. Salah satu informasi bohong yang beredar yakni, dokumen berisi pernyataan Kementerian Kesehatan Rusia bahwa virus corona buatan manusia.
(Baca: Hoaks Virus Corona Meningkat, Kominfo Bersiap Ambil Langkah Hukum)
Faktanya, menurut factcheck.afp.com, pernyataan itu hoaks. Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko menegaskan kementeriannya tidak pernah membuat pernyataan seperti itu.
Lalu, beredar pesan di WhatsApp yang menyebutkan bahwa ada korban terindikasi virus corona di salah satu Rumah Sakit di Makassar. Informasi itu tidak benar dan dibantah oleh Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan.
Beredar juga pesan di media sosial tentang tes sederhana untuk mengenal virus Corona dalam sepuluh detik tanpa ke dokter atau laboratorium. Faktanya, dikutip dari Kompas.com, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengatakan hasilnya dapat diketahui dalam waktu kurang dari 12 jam sejak sampel diterima, melalui tes PCR oleh Litbangkes.
Hoaks berikutnya, salah satu akun di Twitter membuat cuitan dengan narasi yang meragukan keterbukaan pemerintah Indonesia terkait virus corona. Narasi tersebut berbunyi "Apakah ada yg disembunyikan oleh pemerintah tentang Corona di Indonesia? Menkes tolong jujur kepada kami rakyat Indonesia”.
(Baca: Asosiasi Minta Media Rahasiakan Identitas Penderita Virus Corona)
Padahal, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan bahwa pemerintah tidak menyembunyikan temuan kasus infeksi virus corona. Menurut Kominfo, pemerintah justru serius dalam kasus ini.
Ada pula hoaks berisi video tentang perempuan di Tiongkok yang disuntik mati oleh polisi karena terinfeksi virus corona. Daam video berdurasi 1 menit 43 detik itu, memperlihatkan sejumlah polisi menarik paksa warga tersebut keluar dari mobil. Lalu, ia kemudian terkapar di jalanan.
Faktanya, dikutip dari indiatoday.in, kejadian tersebut tidak terkait virus corona. Perempuan tersebut diduga melanggar aturan mengendarai mobil di Provinsi Heilongjiang, Tiongkok.
(Baca: Strategi Kominfo Redam Hoaks Virus Corona tanpa Blokir Internet)
Sebelumnya, Menteri Kominfo Johnny Plate mengaku sudah memaksimalkan mesin pengais AIS untuk menjaring hoaks terkait virus corona. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi bohong tersebut.
"Sebab, kalau nanti Kominfo terus menemukan hoaks maka hukum harus berjalan," ujar Johnny di kantornya, Jakarta, beberapa waktu lalu (10/2).
Kementerian bakal menggandeng kepolisian untuk meminta rekomendasi hukum pidana dan perdata apabila hoaks terkait 2019 n-CoV terus beredar di Tanah Air. "Yang menjalankan hukum itu bukan kami sendiri, tetapi bersama dengan perangkat hukum Indonesia dan aparat hukum," ujar dia.
Berdasarkan pantauan Kominfo, hoaks seputar virus corona beredar di WhatsApp, lalu diteruskan ke media sosial. (Baca: Kominfo Siapkan Aturan, Sebar Hoaks Bakal Didenda Miliaran)