Nomor ponsel wartawan senior Ilham Bintang dibobol dan rekeningnya dikuras pada awal Januari lalu. Menindaklanjuti kasus itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berencana memanggil semua perusahaan telekomunikasi guna mengevaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait registrasi dan penggantian kartu SIM (simcard).
"Dalam waktu dekat kami akan undang semua operator untuk evaluasi SOP," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Kominfo Semuel Abrijani di kantornya, Jakarta, Rabu (22/1).
Kementerian Kominfo bakal mengecek parameter yang digunakan semua perusahaan telekomunikasi seperti Telkomsel, Indosat, dan lainnya terkait registrasi dan mengganti kartu SIM. Setelah evaluasi ini, Semuel menilai ada kemungkinan parameternya ditambah.
Hal itu dilakukan supaya pembobolan simcard seperti yang menimpa Ilham tidak terulang. "Kalau ada celah, kami sama-sama rumuskan. Itu bisa dibuat standar di tiap operator," ujar Semuel.
(Baca: Indosat & Ahli IT Respons Pembobolan Kartu SIM hingga Rekening Dikuras)
Semuel menjelaskan, semestinya operator menerapkan standar terkait prosedur penggantian simcard. Misalnya, dengan menanyakan tagihan terakhir atau kartu identitas lainnya seperti kartu kredit asli.
Meski begitu, menurut dia kasus yang menimpa Ilham bukan berarti SOP perusahaan telekomunikasi lemah. Semuel mengaku, kementeriannya sudah mengirimkan surat edaran ke semua operator untuk menerapkan prinsip kehati-hatian terkait registrasi kartu SIM.
Ia meminta semua perusahaan telekomunikasi mengenali konsumennya guna menghindari pembobolan kartu SIM. Apalagi, kementerian menerima beberapa keluhan terkait pembajakan simcard.
"Tapi untuk pelaporan yang baru tereskalasi ke kami baru ini (Ilham Bintang),” kata dia. (Baca: Ahli IT Ungkap Ciri-ciri Nomor Ponsel Dibajak Peretas)
Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Telekomunikasi Indonesia (ATSI) Marwan O Baasir mendukung langkah evaluasi SOP registrasi dan penggantian kartu SIM. "Kami meyakini masing-masing operator mempunyai SOP. Anggota ATSI bersertifikat,” ujarnya.
SOP itu mencakup keamanan, kerahasiaan data, dan prospek yang akuntabel. “Kami ingatkan lagi ke operator agar pengawasan diperketat untuk seluruh pelayanan pelanggan berdasarkan SOP yang berlaku," kata Marwan.
Pembobolan kartu SIM menimpa Ilham pada 3 Januari lalu. Melalui akun Facebook-nya, Ilham bercerita, pada pukul 21.02 WIB, ada seorang pria datang ke gerai Indosat di Bintaro Jaya Xchange mengaku sebagai dirinya. Padahal, ia sedang berlibur di Australia.
Pria itu meminta untuk mengganti kartu SIM dengan nomor 0816806656. Permintaan itu dipenuhi oleh pegawai Indosat. Alhasil, ia mendapati nomor ponselnya tidak bisa digunakan pada hari berikutnya. “Di layar ponsel Indosat saya muncul tulisan SOS,” kata dia melalui akun Facebook-nya, pekan lalu (15/1).
(Baca: Empat Tips Hindari Akun Gojek Diretas Seperti Maia Estianty)
Ia baru menyadari nomor ponselnya dibobol, ketika hendak mengambil uang di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Commonwealth di bandara di Australia pada 6 Januari. Ternyata, saldonya sudah tidak ada.
Ilham kemudian menelepon kantor cabang Bank Commonwealth pada pukul 06.00 WIB, dan baru terhubung dua jam setelahnya karena baru beroperasi. Ia menanyakan perihal dana di rekeningnya yang habis, dan minta untuk diblokir.
Namun, permintaan itu baru bisa dilakukan pada pukul 12.00 WIB. Bank Commonwealth mencatat, ada 98 transaksi berupa pengiriman uang ke 94 rekening. “Padahal rekening itu saya pakai sebulan sekali untuk bayar kuliah anak di Melbourne, Australia,” kata dia saat diwawancarai reporter TV One.
(Baca: Ahli IT: Bahaya, Peretas Akun Gojek Maia Estianty Pakai Call Forward)