Iis Dahlia hingga Prabowo Pernah Dituntut Ojek Online untuk Minta Maaf

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Ilustrasi, pengemudi ojek online menunggu penumpang di kawasan Paledang, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/11/2019).
27/12/2019, 19.14 WIB

Rumah pedangdut Iis Dahlia kembali disambangi para pengemudi ojek online pada hari ini (27/12). Mereka meminta Iis untuk menyampaikan permohonan maaf, lantaran menyinggung profesi.

Iis bukan satu-satunya yang pernah dituntut untuk meminta maaf. Para pengemudi ojek online sempat menuntut Prabowo hingga Bos Taksi asal Malaysia, Datuk Shamsubahrin Ismail meminta maaf.

“Tuntutan Gabungan Aksi Roda Dua (Garda), minta ID untuk menjawab surat klarifikasi kedua dari kuasa hukum kami,” kata Ketua Presidium Garda Igun Wicaksono kepada Katadata.co.id, hari ini (27/12).

Hal itu bermula ketika Iis Dahlia mengatakan bahwa suaminya, Satrio Dewandono yang merupakan pilot Garuda Indonesia tidak terlibat dalam kasus penyelundupan sepeda motor Harley Davidson dan sepeda Brompton. Namun, ia juga membandingkan pekerjaan suaminya dengan pengemudi ojek online.

"Sedih ya. Kenapa orang-orang ngata-ngatain saya dan kehidupan saya. Ada yang bilang ‘laki’ saya disuap berapa? Kamu pikir apa? Suami saya itu pilot, bukan sopir ojol!" kata dia melalui akun Instagram-nya @isdadahlia, beberapa waktu lalu (17/12).

(Baca: Pengemudi Ojek Online Ancam Demo di Istana jika Nadiem Jadi Menteri)

Para pengemudi ojek online pun meminta pedangdut tersebut untuk meminta maaf atas pernyataannya itu. Beberapa driver pun menyambangi rumah Iis beberapa waktu lalu.

Namun, ia enggan menemui para pengemudi. Melalui Instagram Story-nya, Iis menuliskan surat terbuka bagi para driver ojek online yang merasa tersinggung atas ucapannya.

Dalam surat tersebut, Iis enggan meminta maaf. "Saya tidak pernah berniat untuk menghina siapapun, menyudutkan profesi apapun,” kata dia.

Pada Oktober lalu, Polisi Lalu Lintas (Polantas) Bogor menjadi perbincangan di media sosial lantaran menendang dan memukul pengemudi ojek online. Saat itu, mitra menerobos jalur yang tengah disterilisasi karena rombongan VVIP Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melintas.

Karena itu, para pengemudi ojek online menuntut polisi tersebut untuk meminta maaf. Pada akhirnya, kedua belah pihak pun berdamai.

(Baca: Bos Taksi Malaysia Minta Maaf, Ratusan Ojek Online Tetap ke Kedubes)

Kasus lainnya, CEO Big Blue Taxi Datuk Shamsubahrin Ismail mengatakan bahwa layanan ojek online hanya untuk negara yang penduduknya miskin. Mengutip dari Malay Mail, ia mengklaim alasan dia menyebut Indonesia miskin setelah membaca berita soal kondisi ekonomi Tanah Air.  

Lantas, media sosial dan WhatsApp miliknya dibanjiri protes terkait pernyataannya itu. "Saya mendapat banyak pesan teks langsung ke ponsel saya dari orang Indonesia, dan juga pengendara Gojek. Saya juga masuk dalam grup(WhatsApp) pengendara Gojek Indonesia nasional,” katanya.

Karena itu, ia menyampaikan permintaan maaf dan mengakui bahwa pernyataannya yang menyebut Indonesia sebagai negara miskin itu salah. “Saya meminta maaf atas kesalahan dalam pernyataan saya, menyebut Indonesia sebagai orang miskin, berdasarkan laporan yang saya terima,” kata dia.

Pada November 2018, para pengemudi ojek online menuntut Prabowo meminta maaf. Saat itu, Prabowo mengaku prihatin dengan karier anak muda di Indonesia. "Setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), anak tersebut menjadi pengemudi ojek online," ujar dia.

Pengemudi ojek online menilai, pernyataan Prabowo tersebut menyinggung perasaan mereka. (Baca: Prabowo Sebut Buruh Sebagai Tulang Punggung Ekonomi Bangsa)

Reporter: Cindy Mutia Annur, Desy Setyowati