SDM Digital Jadi Tantangan Indonesia Capai PDB Rp 2.115 T di 2025

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Ilustrasi, pengunjung melihat alat teknologi robot pada Pameran Inovator Inovasi Indonesia Expo (I3E) 2019 di Jakarta Convention Center, Kamis (3/10/2019).
5/12/2019, 10.41 WIB

Pemerintah menargetkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai US$ 150 miliar atau sekitar Rp 2.115 triliun pada 2025. Namun Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang digital menjadi tantangan untuk mencapai target tersebut.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, pemerintah perlu membangun infrastruktur digital untuk mencapai target tersebut. Namun, talenta digitalnya juga perlu disiapkan, supaya bisa mengoperasikan teknologi-teknologi baru.

"Harus ada intervensi SDM dari pemerintah, mengajarkan anak-anak terkait dunia digital," kata Suharso dalam acara Simposium Nasional dengan topik Transformasi Digital Untuk Indonesia Maju di Era 4.0 di Jakarta, kemarin (4/12).

Ia menjelaskan, industri berbasis digital perlu dikembangkan karena menyumbang 2,9% terhadap PDB Indonesia tahun lalu. Karena itu, ia melihat bahwa sektor ini bakal berkontribusi besar, terutama dalam mencapai target PDB US$ 150 miliar pada 2025.

(Baca: PUPR: Teknologi Digital Bisa Menjawab Tantangan Sektor Infrastruktur)

Berdasarkan data dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), transaksi e-commerce Tokopedia setara 1,5% PDB. Lalu Gojek menyumbang Rp 55 triliun terhadap perekonomian Indonesia pada 2018. “Potensinya besar," kata Suharso.

Sejauh ini, infrastruktur digital seperti palapa ring sudah dibangun dalam lima tahun terakhir. Dengan begitu, tugas pemerintah saat ini yakni mengembangkan SDM atau talenta digitalnya.

Data McKinsey & Company Indonesia menunjukkan, suplai dan permintaan talenta digital di Tanah Air tidak seimbang. Indonesia kekurangan 600 ribu SDM digital setiap tahunnya. Mereka pun memproyeksikan Indonesia kekurangan talenta digital 9 juta pada 2030.

Salah satu cara untuk menutup gap tersebut, pemerintah menyediakan program beasiswa untuk talenta digital. Program itu diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kepada 25 ribu orang.

(Baca: Bidik 600 Ribu Talenta Digital Per Tahun, Menristek Tiru Finlandia)

Mereka diberikan materi terkait hardskill dan softskill sesuai dengan peminatan di bidang teknis. Di antaranya kecerdasan buatan (artificial intelligence), big data, komputasi awan (cloud computing), keamanan siber, internet of things (IoT), dan mesin pembelajar (machine learning).

Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kementerian Kominfo Ismail mengatakan, pembangunan infrastuktur dan pemanfaatannya harus dilakukan secara paralel. Hal ini bertujuan memaksimalkan sektor digital terhadap perekonomian nasional.

"Mobile broadband sudah mencakup 95% wilayah di Indonesia," kata Ismail. Pemerintah juga telah membangun proyek Palapa Ring, mulai dari Palapa Ring Barat sepanjang 2.275 kilometer, Tengah 2.995 km, dan Timur 6.878 km.

 

(Baca: Riset: Gaji Pegawai di Tiga Sektor Startup hingga Rp 158 Juta)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan