Menkominfo Bakal Dorong Smart City di Ibu Kota Baru

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Menkominfo Johnny G Plate tengah mempelajari model pembiayaan yang dapat digunakan untuk mendorong pengembangan smart city di calon ibu kota baru.
Editor: Agustiyanti
29/10/2019, 07.03 WIB

Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan bakal mendorong pengembangan kota pintar (smart city) di Kalimantan Timur, calon ibu kota baru Indonesia. Pihaknya juga  menggandeng sejumlah kementerian dan lembaga (K/L) untuk memastikan ibu kota baru menjadi kota yang padat teknologi.

"Kami bakal mengambil bagian untuk memastikan bahwa smart city di ibu kota baru itu benar-benar baik dengan adanya teknologi yang paling baru dengan kapasitas yang besar," ujar Johnny dalam konferensi pers di kantornya, Senin (28/10).  

Kendati demikian, ia mengaku akan terlebih dahulu mempelajari model pembiayaan yang bakal digunakan untuk merealisasikan pembangunan kota pintar itu.

"(Kuncinya) fulus, fulus, fulus. Ada fulus semua bakal beres. Makanya kami harus cari tahu mekanisme pembiayaannya seperti apa, apakah semuanya beban APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) atau tidak," kata dia.

(Baca: Mematahkan Mitos Pohon dan Batu Sinyal di NTT)

Selain di ibu kota baru, pihaknya juga berkeinginan mendorong digitalisasi di kota-kota lain. Ia mengaku akan segera berdiskusi dengan para bupati mengenai pengembangan smart city ini.

"Kami harus mendukung (pengembangan smart city), karena itu adalah masa depan, termasuk di dalamnya e-government. Kalau itu (berjalan dengan) bagus, maka pelayanannya juga akan semakin bagus," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kemkominfo Kalamullah Ramli mengatakan pihaknya sudah memiliki tim di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) untuk membahas masalah ibu kota baru tersebut, terutama terkait infrastruktur.

(Baca: Pemprov DKI Gandeng 8 Startup Digital Kembangkan Jakarta Smart City)

"Yang kami siapkan adalah infrastruktur telekomunikasi prima di sana. Jadi kami akan memberikan pelayanan yang terbaik, bakal ada kemudahan-kemudahan di sana karena pengaturannya lebih pada apartemen, bukan seperti rumah," ujar Ramli.

Menurutnya, pengaturan itu akan mempermudah pemasangan Base Transceiver Station (BTS) dibanding menara telekomunikasi. Sebab, BTS dapat dipasang di atas-atas gedung. 

Reporter: Cindy Mutia Annur