Pengusaha Harap Nadiem Makarim Benahi Pendidikan di Tengah Era Digital

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Mendikbud: Nadiem Makarim di halaman Istana Merdeka, Jakarta Puaat (23/10/2019). Apindo berharap pendiri Gojek itu dapat membuat sistem pendidikan yang cocok bagi pasar tenaga kerja saat ini. Apalagi Indonesia memasuki revolusi industri digital 4.0.
25/10/2019, 07.59 WIB

Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berharap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dapat merevolusi pendidikan sesuai zaman. Apindo juga mengkritik sistem pendidikan selama satu dekade belakangan seperti berjalan di tempat.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Danang Girindrawardana mengatakan selama beberapa tahun belakangan, sistem pendidikan kerap berubah baik kurikulum hingga nomenklatur kementerian. Hal ini disebutnya membuat tenaga kerja Indonesia tertinggal dari negara lain.

Dia berharap pendiri Gojek itu dapat membuat sistem pendidikan yang cocok bagi pasar tenaga kerja saat ini. Apalagi Indonesia memasuki revolusi industri digital 4.0. “Harapan kami bagaimana jagoan Gojek ini format (pendidikan) anak-anak sesuai zaman,” kata Danang di Jakarta, Kamis (25/10).

(Baca: Ini Tantangan Nadiem Sebagai Mendikbud di Era Digital)

Danang juga ingin ada pembenahan pada proses edukasi dan kriteria pada guru.  Selain itu, Indonesia memerlukan sebuah sistem pendidikan yang stabil selama bertahun-tahun. “Paling tidak, setia dengan aturan yang kita buat sendiri,” kata Danang.

Selain kurikulum pendidikan, Danang  mengkritik metode pengajaran Balai Latihan Kerja (BLK) yang masih mempersiapkan calon tenaga kerja secara konvensional. Dia ingin BLK lebih adaptif dengan peenrapan teknologi dan digitalisasi.

“Bukan lagi BLK yang hanya memberi pelatihan jahit, service kendaraan, dan rias pengantin,” ujar Danang.

Ketua Bidang Industri Apindo Johnny Darmawan mengatakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu kepastian dan tidak dapat dilawan. Dia menjelaskan ketika sistem pendidikan berhasil beradaptasi, maka negara akan tertinggal.

Apalagi karakter milenial saat ini lebih senang menjadi pekerja lepas tanpa ada ikatan dengan perusahaan. Ini yang disebutnya jadi tantangan dunia pendidikan saat ini. “Jadi ini yang harus dihadapi, dunia itu bisa berubah," ujar Johnny.

(Baca: Dipilih Jokowi Jadi Mendikbud, Nadiem: Saya Lebih Mengerti Masa Depan)

Belum lagi kualitas pendidikan RI yang disebut Johnny bermasalah. Dia mengatakan saat ini angkatan kerja di Indonesia mencapai 182 juta jiwa. Namun, 80% diantaranya merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ini yang harus dibenahi oleh pemerintah hingga 2024.

"Jadi lepaskanlah semua kepentingan-kepentingan kita agar tercipta solusi, karena ini tidak mudah," kata dia.