Usai Bertemu Dubes Malaysia, Asosiasi Ojek Anggap Kasus Hinaan Selesai

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Asosiasi ojek online "Gojek" demo ke Kedubes Malaysia, Kuningan, Jakarta Selatan pada Jumat (30/8/2019).
Editor: Yuliawati
30/8/2019, 19.44 WIB

Perwakilan dari asosiasi ojek online bertemu dengan pihak kedutaan Malaysia terkait pernyataan CEO Big Blue Taxi Datuk Shamsubahrin Ismail yang menimbulkan kemarahan para sopir ojek online. Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono mengatakan, dalam pertemuan itu ia  menyerahkan surat terbuka mengenai pernyataan sikap asosiasinya atas pernyataan Shamsubahrin Ismail yang menyebut Indonesia negara miskin dan menolak kehadiran Gojek.

Igun menyatakan persoalan dengan Shamsubahrin Ismail telah selesai. "Jadi, kami sudah menutup kasus ini. Semoga ke depan tidak akan ada lagi aksi atau apa pun," ujar Igun saat ditemui di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, Jumat (30/8).

Igun melanjutkan, mulanya ia ingin menggelar aksi di depan kantor Kedubes Malaysa pada Selasa (3/9) mendatang. Namun, karena adanya pernyataan maaf dari bos taksi Malaysia itu maka mereka memajukan kehadiran asosiasinya pada hari ini.

(Baca: Akan Didatangi Ratusan Ojek Online, Dubes Malaysia Tanggapi Soal Gojek)

Ia menjelaskan, tanggapan dari Kedubes Malaysia dalam pertemuan itu disambut baik oleh mereka. "Bahkan, mereka juga menyesalkan atas apa yang telah terjadi lewat pernyataan Datuk Shamsubahrin Ismail," ujarnya.

Hanya, ia mengatakan bahwa tidak ada penjelasaan dari Kedubes Malaysia mengenai tindakan lanjut atau tuntutan atas pernyataan hinaan dari bos taksi Malaysia tersebut. Asosiasi pun tidak menuntut tindakan hukum kepadanya. "Setidaknya ia sudah minta maaf, (sudah) selesai. Apa pun tindakan di Malaysia itu (nantinya) bukan inisiatif dari kami," ujarnya.

Adapun Igun menjelaskan bahwa ada sekitar 30 massa yang hadir sore hari itu, tak hanya dari perwakilan Gojek saja melainkan juga dari Grab. Mayoritas dari mereka merupakan perwakilan ojek online di wilayah Jabodetabek. "Kami inginkan situasi yang kondusif, sehingga kami pun tidak mengerahkan massa yang banyak. Apalagi saat ini situasi sudah baik," ujarnya.

Sebelumnya, Shamsubahrin menyampaikan permintaan maafnya kepada seluruh masyarakat dan pengemudi ojek online Indonesia, kemarin (28/8). Mengutip dari Malay Mail, ia mengklaim alasan dia menyebut Indonesia miskin setelah membaca berita soal kondisi ekonomi Tanah Air.  

(Baca: Gojek Tanggapi Rencana Unjuk Rasa Ojek Online di Kedubes Malaysia)

"Indonesia berada dalam hati saya, orang Indonesia di hati saya," katanya dikutip dari Malay Mail, kemarin (28/8). Hal ini ia sampaikan secara terbuka melalui konferensi pers di Malaysia.

Dia mengaku bahwa media sosial dan WhatsApp miliknya dibanjiri protes terkait pernyataannya yang menuai kritik, terutama di Indonesia. "Saya mendapat banyak pesan teks langsung ke ponsel saya dari orang Indonesia, dan juga pengendara Gojek. Saya juga masuk dalam grup(WhatsApp) pengendara Gojek Indonesia nasional,” katanya.

Karena itu, ia menyampaikan permintaan maaf dan mengakui bahwa pernyataannya yang menyebut Indonesia sebagai negara miskin adalah salah. “Saya meminta maaf atas kesalahan dalam pernyataan saya, menyebut Indonesia sebagai orang miskin, berdasarkan laporan yang saya terima,” kata dia.