Kerusuhan 22 Mei lalu hampir melumpuhkan sebagian lalu lintas di Jakarta. Akibatnya, pengiriman logistik pun terhambat. Hal itu diakui oleh PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) dan PT Global Jet Express (J&T).
Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi mengatakan, penutupan sejumlah akses yang dilakukan oleh kepolisian akibat kerusuhan 22 Mei lalu itu sempat menghambat kinerja kurir pengantar barang dari perusahaannya.
“Kiriman untuk tujuan wilayah di mana akses ditutup oleh pihak kepolisian tentu membuat perusahaan kami mengalami keterlambatan. Jadi, kiriman tidak kami jamin datang tepat waktu,” ujar Feriadi kepada Katadata, Jumat (24/5).
Menurutnya, keterlambatan yang sempat terjadi tersebut memiliki lokasi tujuan pengiriman barang yang bervariasi, mulai untuk korporasi, e-commerce, dan individu. Umumnya, mereka berada di lokasi kerusuhan, seperti sekitar Bawaslu, Tanah Abang, atau Petamburan.
(Baca: TNI Bantah Oknumnya Jadi Provokator dalam Video di Masjid Petamburan)
Namun, ia mengatakan bahwa aksi 22 Mei itu tidak berdampak pada penurunan jumlah kiriman barang melalui perusahaannya. “Itu tidak terjadi,” ujarnya.
Sependapat dengan Feriadi, CEO J&T Express Robin Lo juga mengatakan bahwa ada keterlambatan dalam pengiriman barang terutama pada wilayah-wilayah yang terkena dampak aksi 22 Mei tersebut. “Hal tersebut karena ada kantor yang meliburkan karyawan, toko tutup, maupun jalan ditutup,” ujar Robin.
Sementara itu, menurutnya tidak ada dampak lain yang signifikan bagi perusahaannya dari aksi tersebut. “Belum ada penurunan, hanya mungkin peningkatan (yang biasanya terjadi saat Ramadan) kurang signifikan,” ujarnya.
Adapun, kedua perusahaan logistik tersebut mengaku bahwa usai aksi 22 Mei dan pembukaan akses jalan di beberapa wilayah tersebut kini membuat pengiriman barang sudah kembali berjalan dengan normal.
(Baca: Pesta Belanja Jelang Lebaran, Ini Daftar Mal dengan Diskon Besar)