Gojek menyatakan pesanan Go-Food sewaktu sore hari semakin meningkat dalam waktu setahun terakhir. Alhasil, tren bisnis kuliner kopi susu dan ayam geprek semakin melonjak karena layanan pesan-antar.
Chief Food Officer Gojek Catherine Hindra Sutjahyo mengaku tren pesanan kuliner tinggi saat makan siang dan makan malam. "Ketika Go-Food ambil bagian, mulai naik ketika sore hari, kami sebut sebagai snack-time," kata Catherine di Jakarta, Selasa (23/4).
Go-Food mencatat perkembangan paling tinggi jadi dalam kategori makanan atau minuman yang simpel untuk wirausaha dalam sektor kuliner. Dia menyebutkan, dari pengamatan terlihat peningkatan tertinggi untuk waktu cemilan adalah pesanan nasi dan protein, seperti nasi ayam geprek dan peningktan kopi susu.
(Baca: Riset UI: Omzet 55% Mitra Go-Food Naik Setelah Bergabung)
Peningkatan pesanan saat snack-time itu tak pelak diikuti pula oleh peningkatan pertumbuhan mitra Gojek. Untuk membantu para mitra ini, Gojek memiliki personalisasi pesanan berdasarkan algoritma pesanan dan data tergantung kesukaan pengguna. "Kami menggunakan teknologi untuk mengembangkan mitra-mitra Go-Food, terutama skala kecil," ujar Catherine.
Selain itu, Gojek melalui Go-Food juga memiliki fitur baru untuk membagi biaya pesanan dalam bentuk split bill. Program itu untuk mendorong pesanan Go-Food dalam waktu sore hari yang meningkat karena snack-time.
Kemudian, ada lagi fitur ganti lokasi dalam Go-Food sebagai pemicu pesanan yang pergantiannya berbeda wilayah. Fitur itu berkembang karena banyaknya pengguna yang memesankan makanan atau minuman untuk orang lain.
(Baca: Terbesar di Indonesia, Gojek Targetkan Pertumbuhan Dua Kali Lipat)
Peningkatan mitra baru Go-Food ini dikatakan Catherine didominasi oleh pebisnis atau wirausaha kuliner baru yang terinspirasi oleh kesuksesan banyak mitra Go-Food. Namun, ada pula pebisnis yang sudah lama berkecimpung di dunia kuliner, tapi baru bergabung dengan Go-Food, meski persentasenya kecil.
Ia menyebutkan, jumlah mitra Go-Food naik dari 125 ribu usaha menjadi 300 ribu unit dalam waktu satu tahun. Sebanyak 96% mitra Go-Food tersebut adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Menurutnya, banyak pebisnis yang bergabung karena Gojek memerhatikan sistem untuk mitra penyedia makanan, mitra pengemudi, serta konsumen. "Kami ingin menggunakan kemampuan Go-Food sebagai mesin perkembangan UMKM baru," kata Catherine lagi.
(Baca: Jokowi Pernah Pesan Makanan Lewat Go-Food ke Istana Bogor)