Valuasi Gojek disebut-sebut mendekati US$ 10 miliar atau berstatus decacorn. Hanya saja, CEO Gojek Nadiem Makarim enggan berkomentar banyak perihal itu. Namun, ia menyampaikan bahwa pendanaan yang diupayakannya selama ini berjalan mulus.
Gojek memang tengah menggalang pendanaan Seri F. "Pendanaan kami tidak bisa sampaikan. Tapi Alhamduliah selalu lancar," kata Nadiem saat konferensi pers di Restoran Segarra, Ancol, Jakarta, Kamis (11/4).
(Baca: Dikabarkan Jadi Decacorn, Gojek: Pangsa Pasar Kami Tertinggi)
Gojek memperoleh tambahan modal US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun dari Google, JD.com, dan Tencent, Mitsubishi Corporation, Provident Capital dan investor lainnya pada awal 2019. Lalu, CB Insights menyebutkan bahwa total pendanaan Seri F-II yang diterima Gojek mencapai US$ 3,3 miliar per 5 Maret 2019.
CB Insights pun menyebut valuasi Gojek mencapai US$ 10 miliar atau Rp 140 triliun. Walaupun berdasarkan laporan TechCrunch, Gojek belum menyandang status itu. "Status decacorn itu penting, tapi yang terpenting dampak sosial Gojek," kata Nadiem.
Di samping itu, menurutnya, investor Gojek lebih beragam dibanding pesaingnya. Investor Gojek berasal dari berbagai industri, seperti perusahaan teknologi, modal ventura, e-commerce hingga produsen kendaraan.
"Ini yang membedakan kami dengan kompetitor, ada diversifikasi investor based. Kami didukung berbagai macam investor dari berbagai macam penjuru. Maka kami selalu raise funding dengan efektif dan sukses," ujar Nadiem.
(Baca: Gojek Jadi Decacorn, Grab Cari Pendanaan Baru Rp 28 Triliun)
Salah seorang sumber Blommberg pun menyampaikan, Gojek meminta salah satu bank investasi untuk membantu penggalangan dana seri F-II. "Gojek mencari investasi US$ 2 miliar, yang secara total bisa mencapai US$ 3 miliar dalam putaran pendanaan ini," sebagaimana dikutip dari Bloomberg, pada Februari lalu.
Perjalanan Panjang Gojek Meraih Investasi
Catatan CB Insights, Gojek sempat mendapat modal dari perusahaan asal Kanada, Vanedge Capital. Lalu, Gojek memeroleh pendanaan tahap awal (seed funding) dari modal ventura asal Singapura, Openspace venture pada Juni 2015.
Pada Agustus 2015, Gojek mendapat pendanaan seri A dari Sequoia Capital India dan Formation Group yang membuat valuasinya naik menjadi US$ 200-500 juta. Kemudian Gojek mendapat pendanaan seri B senilai US$ 550 juta dari KKR, Warburg, Ferrara dan Capital Group Private Market pada April 2016. Pada saat itu, valuasi Gojek sudah mencapai US$ 1,3 miliar atau menyandang status unicorn.
(Baca: Gojek Tampilkan Karya Komikus Lokal di Go-Komik)
Pada 2017, Gojek buka putaran pendanaan seri C. Salah satu investor yang berpartisipasi adalah Tencent, dengan nilai investasi US$ 150 juta. Namun, secara total putaran pendanaan ini ditutup dengan nilai investasi yang diperkirakan sebesar US$ 1,2 miliar. Alhasil, valuasi Gojek diperkirakan mencapai US$ 2,5 miliar.
Gojek kemudian menggelar putaran pendanaan seri D pada Januari 2018. Gojek pun memperoleh tambahan modal US$ 1,5 miliar dari Astra International, BlackRock, blibli.com, Google, JD.com,
Di tahun yang sama, Gojek kembali menggelar pendanaan seri E. CB Insights hanya menyebutkan Allianz sebagai investornya, dengan nilai investasi US$ 35 juta. Baru kemudian, Gojek membuka putaran pendanaan seri F pada awal 2019 dengan perolehan US$ 1 miliar. Yang terakhir, Gojek menggelar putaran pendaaan seri F-II.