PT M Cash Terintegrasi Tbk (MCAS) mencatat pendapatannya mencapai Rp 6,3 triliun sepanjang 2018. Angka itu naik 139,3 % dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 2,7 triliun. Laba bersihnya melonjak 28,9 kali menjadi Rp 227,8 miliar.
Head of Investor Relations MCAS Stanley Tjiandra mengatakan, tahun lalu perusahaan fokus pada penguatan titik distribusi digital secara nasional yang tumbuh dari 51.482 di 2017 menjadi 75.910 di 2018.
"Ekspansi organik, agresif dalam infrastruktur, ditambah dengan investasi dari berbagai inisiatif, telah mengumpulkan pertumbuhan dan profitabilitas yang solid bagi perusahaan," ujar Stanley dalam siaran pers, Kamis (28/3).
Tercatat, peningkatan marjin kotor MCAS dari 1,3% di 2017 menjadi 2,7% di 2018. Hal ini mendorong pertumbuhan tingkat laba operasi, yang melonjak 7,3 kali lipat dari Rp13,9 miliar menjadi Rp101,9 miliar YoY. Sementara, pada pendapatan bersihnya melompat 28,9 kali lipat dari Rp7,9 miliar menjadi Rp227,8 miliar YoY.
(Baca: Alfamart Gandeng MCAS dan DAM Corp Berdayakan 50 Ribu Warung Binaan)
Lebih Lanjut Stanley mengatakan, anak usaha MCAS, yakni Gowes, tercatat telah memiliki lebih dari 800 armada yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, dan Bali. Total pengunduhnya mencapai 106.485 di tahun 2018, naik pesat dari 157 pengunduh di tahun sebelumnya.
Stanley menjelaskan, untuk membawa produknya ke pasar internasional, Gowes baru-baru ini telah menandatangani perjanjian kerja sama strategis dengan dua perusahaan, yakni produsen scooter elektronik (e-scooter) asal Tiongkok, Freego High-Tech Co. Ltd. (Freego) dan Shenzhen TeteZhiZao Co. Ltd. (TTec). Freego adalah perusahaan teknologi dalam pengembangan kendaraan pintar di negara itu.
(Baca: Perusahaan Digital MCash Targetkan Laba Naik 7 Kali Lipat Tahun Depan)
Kerja sama tersebut menjadi pencapaian yang positif bagi perusahaan. Menurut dia, perusahaan jadi memiliki bekal untuk mengembangkan teknologi Internet of Things (IoT) milik Gowes.
Penjualan produk digital melalui Gowes menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan, yakni dari sekitar Rp 200 juta pada Februari 2019 melonjak menjadi lebih dari Rp 800 juta pada Maret 2019. "Kami berharap tren ini akan berlanjut di masa depan," ujar Stanley.