Disuntik Modal Softbank, Valuasi Grab Tembus Rp 196 Triliun

Grab
Dari kiri ke kanan: Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi, CEO Grab Anthony Tan, President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. Grab baru saja memperoleh pendanaan dari Softbank Vision Fund senilai US$ 1,46 miliar.
8/3/2019, 13.33 WIB

Penyedia layanan on-demand, Grab baru saja memperoleh pendanaan dari Softbank Vision Fund senilai US$ 1,46 miliar atau sekitar Rp 20,44 triliun. Sejalan dengan hal itu, CNN Business menyebut valuasi Grab  sudah mencapai US$ 14 miliar atau setara Rp 196 triliun.

Decacorn asal Singapura tersebut memang tengah menggalang pendanaan seri H senilai US$ 5 miliar atau sekitar Rp 72,5 triliun sejak Juni 2018. Decacorn adalah sebutan bagi startup bervaluasi lebih dari US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun. Saat ini, Grab sudah mengumpulkan pendanaan US$ 4,5 miliar.

Rencananya, tambahan modal ini dipakai untuk mengukuhkan Grab sebagai Everyday SuperApp atau aplikasi yang digunakan sehari-hari. “Kami berencana untuk berinvestasi di Indonesia, di mana kami bersaing secara agresif melawan Gojek,” ujar juru bicara Grab dilansir dari CNN Business, Rabu (6/3) lalu.

(Baca: Grab Umumkan Investasi Rp 20,4 Triliun dari Softbank)

Grab dan Gojek bersaing ketat, bukan hanya di Indonesia tapi di kawasan Asia Tenggara. Mengikuti jejak Grab, Gojek ekspansi ke Vietnam, Thailand, dan Singapura pada tahun lalu. Kini, Gojek bahkan tengah mengajukan izin untuk bisa beroperasi di Filipina.

Kedua perusahaan penyedia layanan on-demand ini pun bersaing ketat untuk menjadi SuperApp. Keduanya berlomba-lomba menyediakan beragam layanan, dengan menggandeng beberapa mitra.

Saat ini Grab menyalip Gojek, sebagai perusahaan layanan on demand yang terlebih dahulu berstatus decacorn di Asia Tenggara. (Baca: Setelah Jadi Decacorn, Grab Fokus Integrasikan Platform )

Anak usaha Softbank, yakni Softbank Vision Fund kini menjadi investor yang berpengaruh bagi Grab. Valuasi Softbank Vision Fund kini disebut-sebut mencapai US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.400 triliun.

Namun, salah seorang juru bicara Grab maupun Softbank enggan menyebutkan besaran porsi kepemilikan Softbank Vision Fund di perusahaannya. Selain Softbank, beberapa investor turut serta dalam putaran pendanaan ini seperti Toyota Motor Corporation, Oppenheimer Funds, Hyundai Motor Group, Booking Holdings, Microsoft Corporation, Ping An Capital, dan Yamaha Motor.

(Baca: Gojek Cari Penasihat Keuangan untuk Galang Modal Baru Rp 28 Triliun)

Saat ini, Grab hadir di delapan negara di Asia Tenggara. Dalam sebuah wawancara dengan CNN Business pada Desember 2018 lalu, Presiden Grab Ming Maa mengatakan perusahaannya menargetkan pendapatannya naik dua kali lipat pada 2019. Jika pendapatan Grab pada tahun lalu mencapai US$ 2 miliar atau sekitar 28 triliun, maka target pendapatan di 2019 mencapai US$ 4 miliar atau setara Rp 56 triliun.

Kendati sudah memperoleh pendanaan dan menyandang status decacorn, Grab belum merencana mencatatkan sahamnya di bursa efek (Initial Public Offering/IPO). Padahal, perusahaan sejenis asal negara bagian California, Amerika Serikat (AS), yakni Uber dan Lyft berencana untuk go-public tahun ini.

Reporter: Cindy Mutia Annur