Perusahaan telekomunikasi PT XL Axiata Tbk menargetkan, 92% jaringannya bisa dipakai untuk layanan 4G pada akhir tahun ini. Cakupan 4G tersebut meningkat dibanding akhir tahun lalu, yang mencapai 86% dari wilayah di Indonesia.
 
Sejalan dengan hal itu, XL Axiata membangun lebih banyak Base Transceiver Station (BTS) yang bisa menyediakan layanan 4G. "Kami fokus di luar Pulau Jawa. Akhir tahun ini, target 92% populasi sudah ter-cover 4G (milik XL Axiata)," ujar Chief Technology Officer (CTO) XL Axiata Yessie D Yosetya di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Jakarta, Senin (4/3).
 
 
Saat ini, XL Axiata memiliki lebih dari 118 ribu BTS di 400 kota dan kabupaten di Indonesia. "Untuk masuk ke (wilayah) Timur di Indonesia, kami tunggu (program) Palapa Ring (Timur) selesai. Kami lihat dulu selesainya kapan? Baru hitung-hitung," kata Yessie.

Untuk menyediakan jaringan 4G, XL Axiata mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 7 triliun pada 2018. Tahun ini, XL Axiata menganggarkan capex sekitar Rp 7,5 triliun, yang sebagian besar digunakan untuk membangun jaringan.

Adapun program Palapa Ring Barat dan Tengah sudah selesai dibangun pada Maret dan Desember 2018 lalu. XL Axiata pun sudah memanfaatkan infrastruktur tersebut. Sementara Palapa Ring Timur sudah terbangun 90% dan ditarget selesai pada Kuartal II-2019.

Sejalan dengan hal itu, XL Axiata sudah menyiapkan teknologi yang mendukung layanan 5G. Apalagi beberapa perusahaan perangkat elektronik seperti Samsung, Xiaomi, Huawei, dan LG sudah merilis ponsel pintar (smartphone) yang menggunakan jaringan 5G.

"Dari sisi teknologi, kami sudah harus persiapkan (layanan 5G). Tetapi yang paling penting dari 5G adalah frekuensi. Kami duduk (berdiskusi) dengan Kementerian Kominfo, frekuensi mana yamg disediakan untuk 5G? Masih diskusi," ujar dia.