Penyedia layanan on-demand Gojek dikabarkan tengah mencari penasihat keuangan untuk membantu penggalangan dana. Saat ini, Gojek tengah mencari tambahan modal sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun.
Pada awal 2019, Gojek disebut-sebut sudah memeroleh tambahan modal US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun dari Google, JD.com, dan Tencent, serta beberapa investor lainnya termasuk Mitsubishi Corporation dan Provident Capital. Jika tambahan modal sebesar US$ 2 miliar diperoleh, maka Gojek mendapat investasi US$ 3 miliar atau Rp 42 triliun di 2019.
Salah seorang sumber yang mengetahui rencana ini menyampaikan, Gojek meminta salah satu bank investasi untuk membantu penggalangan dana. "Gojek mencari investasi US$ 2 miliar, yang secara total bisa mencapai US$ 3 miliar dalam putaran pendanaan ini," sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Jumat (15/2).
(Baca juga: Gojek Tunjuk Mantan Konsultan McKinsey Pimpin Bisnis di Singapura)
Meski begitu, total pendanaan yang diperoleh pada akhirnya tergantung dari investor. Namun, Gojek enggan berkomentar mengenai hal ini.
CEO Gojek Group Nadiem Makarim mengatakan, setelah putaran pendanaan Seri F ini, para pendiri Gojek akan tetap memiliki kontrol terhadap pengambilan keputusan dan penentuan arah kebijakan perusahaan. Dengan begitu, mereka dapat merealisasikan visi jangka panjang perusahaan, ekspansi dan pengembangan bisnis.
Sejak 2017, Gojek telah mendapat pendanaan senilai US$ 9,4 miliar. Pendanaan ini bisa digunakan Gojek untuk menghadapi pesaingnya, Grab di Asia Tenggara. Apalagi, pasar berbagi tumpangan (ride hailing) di kawasan ini diprediksi naik dari US$ 7,7 miliar di 2018 menjadi US$ 28 miliar pada 2025.
(Baca:Berbekal Transaksi Rp 125 T, Gojek Raih Tambahan Modal Google)
Dengan tambahan modal sekitar US$ 1 miliar, valuasi Gojek disebut-sebut mencapai US$ 9 miliar lebih di awal 2019. Jika berhasil mendapat tambahan modal sebesar US$ 2 miliar, maka Gojek akan menjadi decacorn kedua di Asia Tenggara, setelah Grab. Decacorn adalah sebutan bagi startup bervaluasi lebih dari US$ 10 miliar.