Berbekal Transaksi Rp 125 T, Gojek Raih Tambahan Modal Google

Katadata/Desy Setyowati
Ratusan pengemudi perempuan Go-Jek mengikuti pelatihan keselamatan berkendara bersama QueenRides di Jakarta, Selasa (28/11).
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
1/2/2019, 12.31 WIB

Penyedia layanan on-demand Gojek telah merampungkan putaran pendanaan Seri F fase pertama. Pendanaan ini dipimpin oleh Google, JD.com, dan Tencent, serta beberapa investor lainnya termasuk Mitsubishi Corporation dan Provident Capital.

CEO Gojek Group Nadiem Makarim mengatakan, setelah putaran pendanaan Seri F ini, para pendiri Gojek akan tetap memiliki kontrol terhadap pengambilan keputusan dan penentuan arah kebijakan perusahaan. Dengan begitu, mereka dapat merealisasikan visi jangka panjang perusahaan, terus ekspansi dan pengembangan bisnis.

Selain itu, menurut dia investasi ini menunjukkan keyakinan investor terhadap peluang pertumbuhan bisnis Gojek di Asia Tenggara. "Putaran pendanaan ini juga menunjukkan kepercayaan serta keyakinan investor terhadap kemampuan tim kami dalam mewujudkan visi perusahaan," ujar dia dalam siaran pers, Jumat (1/2).

Saat ini, total transaksi (gross transaction value/GTV) Gojek mencapai lebih dari US$ 9 miliar atau sekitar Rp 125,58 triliun di Asia Tenggara. Sementara total volume transaksi dalam setahun terahir pada 2018 mencapai 2 miliar.

"Seiring dengan ekspansi internasional perusahaan, kami bangga dapat membawa visi kami ke lebih banyak negara di Asia Tenggara," ujarnya.

(Baca: Unicorn Dikuasai Asing, Rudiantara: Untungnya Tetap untuk Indonesia)

Secara rinci, Go-Pay memproses US$ 6,3 miliar GTV Sementara Go-Food memproses US$ 2 miliar GTV sepanjang 2018, sehingga menjadi layanan pesan-antar makanan terbesar di Asia Tenggara.

Menurut Nadiem, kinerja ini mengukuhkan kepemimpinan Gojek di layanan pembayaran digital dan pesan-antar makanan. "Go-Pay melejit menjadi platform pembayaran digital terdepan di Indonesia," kata dia.

Saat ini, Gojek dan afiliasinya beroperasi di lima negara yang mencakup 204 kota dan kabupaten di Asia Tenggara. Gojek juga memiliki jaringan lebih dari 2 juta mitra pengemudi dan 400 ribu mitra layanan lainnya. "Inovasi kami selalu berorientasi untuk memecahkan masalah baik bagi para pengguna dan maupun mitra kami," ujar dia.

Presiden Gojek Group Andre Soelistyo mengatakan, perusahaannya merupakan investasi yang begitu unik. "Ini merupakan cara paling menarik untuk para investor berpartisipasi pada tahap awal transformasi ekonomi digital di Asia Tenggara menuju ekonomi digital," kata dia.

Menurut dia, peningkatan pesat dan kepemimpinan Gojek di Indonesia yang merupakan pasar terbesar di kawasan ini. "Kami bahkan berada di posisi yang semakin kuat untuk menghadirkan beragam inovasi produk dan pengalaman kepada jutaan masyarakat di Asia Tenggara," kata dia.

(Baca: Aplikasi Gojek Disebut Lebih Banyak Dicurangi Ketimbang Grab)

Di Vietnam, Go-Viet meraih sekitar 40% pangsa pasar layanan transportasi online roda dua dalam tiga bulan setelah diluncurkan di pada Agustus 2018. Go-Food di Vietnam juga telah menjadi pemain utama di antara layanan pesan-antar makanan sejenis lainnya hanya dalam dua bulan setelah diluncurkan di Ho Chi Minh dan menyusul di Hanoi.

Di Singapura, aplikasi Gojek versi beta telah dibuka untuk seluruh masyarakat sejak Januari 2019, memberikan pilihan nyata baik bagi pengguna maupun pengemudi.

General Manager of Payments and Vice-President leading the Next Billion Users initiative Google Caesar Sengupta mengatakan, Gojek membuat hidup masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara lebih mudah. Di saat yang sama sambil meningkatkan peluang ekonomi dalam prosesnya.

"Kami percaya kepada visi mereka, dan berkomitmen untuk terus mendukung inovasi dan pertumbuhan ekonomi yang mereka lakukan. Inilah mengapa kami sangat bersemangat untuk mendukung Gojek," ujar Caesar.

Sementara Chief Strategy Officer JD.Com Jon Liao mengatakan, kepemimpinan di pasar, pemahaman akan kebutuhan lokal, serta besarnya jumlah pelanggan setianya yang sangat besar menjadikan Gojek mitra strategis JD.Com. Dengan adanya akses ke platform JD.id di aplikasi Gojek, 27 juta pengguna aktif per bulan Gojel akan memiliki akses langsung ke platform JD.id.

(Baca: Saingi Gojek, Grab Gandeng Hooq Merambah Bisnis Hiburan)

"Sumber daya yang dimiliki Gojek mulai dari marketing, branding, hingga layanan pembayaran digital akan membantu JD.id untuk memperluas cakupan konsumennya serta terus menyediakan pengalaman e-commerce terbaik untuk konsumen Indonesia," kata dia.

Ia pun menantikan kerja sama dengan Gojek dalam menghadirkan inovasi-inovasi di bidang retail, logistik, serta memberikan solusi bagi konsumen di Asia Tenggara.Investasi ini menjadi kelanjutan atas kemitraan strategisnya dengan joint venture JD.com di Indonesia, yaitu JD.id danperusahaan joint venture layanan pengantaran logistik  J-Express (JX).

Di bidang logistik, JX akan berkolaborasi dengan jaringan kurir Gojek guna menyediakan layanan dan jangkauan logistik yang handal, efisien dan harga yang kompetitif. Kemitraan ini juga akan melibatkan kolaborasi dalam hal terkait solusi pembayaran digital, marketing, dan teknologi informasi dengan JD.id, untuk memberikan akses dan kemudahan kepada konsumen di Indonesia.

Reporter: Desy Setyowati