Pemerintah kembali menggelar Indonesia Pavilion di World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2019 di Davos, Swiss. Sektor ekonomi digital dan pariwisata jadi fokus promosi di ajang pertemuan para investor dan pemimpin dunia tersebut.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong menjelaskan, salah satu tujuan penyelenggaraan Indonesia Pavilion adalah untuk meyakinkan dan menggiring sentimen positif para investor dan penggiat ekonomi dunia terhadap kondisi ekonomi Indonesia.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani menambahkan, investor bisa berdiskusi mengenai rencana investasi mereka di Pavilion. “Investor dapat langsung berdiskusi, memelajari dan mengenal potensi Indonesia secara langsung dari Menteri dan Pejabat Indonesia yang hadir,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (22/1).
(Baca: Kepala BKPM Berkomitmen Akan Jaga Investasi di Sektor Digital)
WEF merupakan ajang yang sangat prestisius dan representatif. Sebab, acara ini mengundang 2.500 high level leaders, dari kalangan kepala negara hingga CEO dari berbagai perusahaan terkemuka dunia di sekitar 110 negara. Untuk itu, BKPM memandang penting bagi Indonesia memanfaatkan ajang tersebut sebagai country branding Indonesia di mata dunia.
WEF 2019 dihadiri oleh Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe; Kanselir Jerman, Angela Merkel; Pangeran William dari Inggris; serta Prime Minister Selandia Baru, Jacinda Ardern. WEF 2019 diselenggarakan pada 22-25 Januari 2019 dan mengambil tema 'Globalization 4.0: Shaping a Global Architecture in the Age of the Fourth Industrial Revolution'.
Sejalan dengan hal itu, BKPM menghadirkan sesi Ministerial Brief dengan menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan; Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto; Menteri Telekomunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara; dan, Thomas Lembong.
(Baca: Menperin Promosikan Solusi Ekonomi Digital di Sektor Industri)
Ada pula Diskusi Panel dan 1-on-1 meeting. Untuk itu, hadir pula CEO perusahaan Indonesia dan akademisi seperti Profesor Ekonomi Internasional pada Universitas Indonesia Mari Elka Pangestu; Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Roesan Roeslani; CEO PT Bakrie Global Ventura Anindya Bakrie; Pendiri & CEO Tokopedia William Tanuwidjaja; Direktur Grup Lippo John Riady, dan lainnya.