CEO dan Pendiri Gojek Nadiem Makarim masuk daftar penghargaan dari The Bloomberg 50 2018. Nadiem termasuk dalam 50 tokoh yang mengubah lanskap bisnis global.
Nadiem menjadi satu-satunya orang Indonesia, dan salah satu dari dua pemimpin bisnis asal Asia Tenggara yang masuk ke dalam daftar tersebut. "Sebagai perusahaan, kami merasa terhormat menerima penghargaan ini," kata Nadiem dalam siaran persnya , Senin (10/12).
Beberapa pemimpin bisnis seperti Jeff Bezos dari Amazon, Elon Musk dari Tesla, dan Martin Lau dari Tencent pun masuk daftar tahun ini. Daftar The Bloomberg 50 mewakili para pemimpin bisnis yang paling berpengaruh di berbagai industri mulai dari teknologi, keuangan, hingga hiburan dan politik, dengan pencapaian yang luar biasa pada 2018.
Dalam rilisnya, Bloomberg menyebut Gojek sebagai aplikasi super yang berbasis di Indonesia baru saja memperoleh investasi sebesar US$ 1,5 miliar pada Januari lalu dan sedang bersaing dengan Grab yang berbasis di Singapura.
(Baca juga: Jokowi Dorong Startup Nasional Ekspansi ke Luar Negeri)
Aplikasi Gojek disebut sebagai super app karena telah menyediakan berbagai layanan untuk keperluan sehari-hari seperti layanan transportasi, jasa pengiriman makanan, hingga menyediakan dompet digital.
“Tidak ada aplikasi lain yang telah mengubah kehidupan kota Indonesia dengan cepat seperti Gojek. Di mana Nadiem Makarim, seorang lulusan Harvard Business School, mengembangkan aplikasi yang pada 2015 fokus pada pemesanan ojek menjadi aplikasi untuk membayar tagihan, memesan makan siang, hingga menjadwalkan pembersihan rumah,” tulis Bloomberg.
Sementara Nadiem menyebut Gojek merupakan ekosistem yang unik dan tidak pernah tunduk pada status quo. Menurutnya, dasar dari layanan Gojek adalah mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat.
"Saya berharap, bertahun-tahun dari sekarang, Gojek dibicarakan sebagai perusahaan yang membuktikan bahwa teknologi adalah kunci untuk kemajuan ekonomi dan lompatan menuju tahap berikutnya dalam evolusi sosial," ujar Nadiem.
Dalam setahun terakhir, penyedia layanan Gojek ini sudah merambah Thailand dengan nama GET, Vietnam dengan Go-Viet, dan yang terakhir ke Singapura. "Mendapatkan pengakuan sebagai salah satu agen perubahan global merupakan sesuatu yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya," kata Nadiem.
(Baca juga: Tantang Grab, Go-Jek Mulai Uji Coba Aplikasi di Singapura)
Ia menegaskan bahwa kunci keberhasilan Go-Jek adalah sumber daya manusia. "Kami juga tidak akan bisa berada pada posisi kami saat ini, tanpa para mitra pengemudi dan bisnis. Kami menyediakan platform, tapi mereka lah yang bekerja keras untuk melayani para pengguna," ujar dia.
Saat ini, Go-Jek bermitra dengan lebih dari 1 juta mitra pengemudi dan sekitar 30 ribu penyedia layanan di Indonesia. Pengguna Go-Jek mencapai lebih dari 100 juta yang bertransaksi setiap bulannya. Layanan pengiriman makanan Go-Food juga sudah menggandeng lebih dari 300 ribu mitra, yang 80% di antaranya adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).