Sejumlah dompet digital saling menyajikan kemudahan bertransaksi menggunakan teknologi kode Quick Response (QR). Tak hanya tersedia di pusat perbelanjaan, layanan ini juga menjangkau toko retail eceran.
Uang elektronik DANA baru-baru ini merilis layanan kode QR menggunakan mesin pemindai khusus. Aplikasi besutan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (Emtek) dan Ant Financial (Alipay) ini mengembangkan teknologi user present QR.
CEO DANA Vincen Iswara menyatakan, tidak cuma konsumen yang dapat memindai kode QR (user scan merchant) saat bertransaksi. Mitra DANA juga bisa memindai kode QR konsumen (merchant scan user).
"Ini kode QR pertama di Indonesia yang menggunakan pendekatan user present QR," katanya, di Jakarta, Rabu (5/12). Transaksi menggunakan kode QR ini bisa dilakukan melalui mesin pemindai DANA yang tersebar di 600 gerai sejak November 2018.
(Baca juga: Target Jadi Dompet Digital Nomor 1, DANA Terbuka dengan Semua Platform)
Masyarakat dapat menggunakan DANA secara offline, semisal di gerai Ramayana dan KFC. Aplikasi ini bisa digunakan pula untuk bertransaksi daring di Ramayana, Bukalapak, serta Tix.id. Sejumlah toko ritel eceran juga diklaim sudah bekerja sama dengan DANA.
Dompet digital tersebut fokus memperluas jangkauan layanan kode QR-nya setelah mendapat izin Bank Indonesia (BI) pada bulan lalu. Pada momen festival belanja 11.11 pada 11 November 2018, pengguna DANA sudah bisa digunakannya.
Vincen menyebut pengguna DANA mencapai satu juta orang sejak rilis layanan beta pada 21 Maret sampai dengan pengujung Juni 2018. Dia optimistis kuantitas user terus meningkat seiring penyempurnaan layanan. DANA dalam bentuk aplikasi ponsel diluncurkan pada November 2018.
(Baca juga: Persaingan Ketat Aplikasi Pembayaran Elektronik QR Code Merangkul UKM)
Layanan transaksi berbasis kode QR juga hendak disediakan Paytren milik Yusuf Mansur. Dompet elektronik ini mendapatkan izin BI untuk melayani transfer uang sejak 3 Desember 2018. Paytren akan memperluas layanan kode QR-nya ke banyak lini.
Pertama-tama, Paytren fokus meningkatkan penggunaan layanan kode QR di kalangan komunitas muslim. Strateginya dengan menjadikan tempat ibadah sebagai hub, misalnya pengguna hendak menyalurkan sedekah.
"Semoga dalam waktu dekat pilot project di bebedapa provinsi dan kota besar seperti Bangka Belitung, Lamongan, Tangerang, dan lainnya. Kami akan pasang kode QR di masjid dan mushola yang akan menjadi hub," ujar Yusuf kepada Katadata.co.id.
Pada sisi lain, layanan pembayaran digital Gopay besutan Gojek bersaing dengan OVO yang terintegrasi dengan Grab. Gopay mengklaim bahwa jumlah mitranya kini sekitar 200.000. Dompet elektronik ini terintegrasi dengan aplikasi Gojek yang diunduh oleh lebih dari 100 juta pengguna.
(Baca juga: Di Surabaya, OVO Bisa Dipakai Bayar SIM, SKCK, hingga Uang Kuliah)
Tak mau kalah, OVO menyatakan layanannya tersedia di 90% mal yang berlokasi di 294 kota se-Indonesia. Bukan cuma pusat perbelanjaan seperti hypermarket tetapi juga menjangku department store, kedai kopi, bioskop, operator parkir, dan rumah sakit.
Layanan OVO juga dapat digunakan melalui sekitar 100.000 usaha kecil dan menengah (UKM) yang menjadi mitra, plus 1,7 juta agen Kudo. Jumlah penggunanya disebut-sebut mencapai 60 juta.