Pelaku pasar selalu membutuhkan informasi dan analisis akurat untuk menentukan investasinya. Untuk itu, startup Tetra X Change mengembangkan kecerdasan buatan untuk memberikan layanan rekomendasi atau hasil analisa saham.
Chief Technology Officer (CTO) Tetra X Change Jaenal Gufron menjelaskan, perusahaannya menawarkan layanan berbayar senilai Rp 250 ribu per bulan kepada pengguna. Untuk layanan setahun, Tetra X Change memberikan paket seharga Rp 2 juta.
"Member kami juga ada yang profit sampai Rp 17 juta per bulan karena (mendapat) rekomendasi kami," kata Jaenal kepada Katadata dalam GoStartupIndonesia Scale Con 2018 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (3/12).
Dengan model bisnis seperti itu, Tetra X Change yang baru didirikan pada Januari 2018 pun mulai meraup untung sebesar Rp 1,4 miliar dan mencapai valuasi Rp 19 miliar. Kini, perusahaan dengan nama PT Tetra Digital Investindo ini pun mencari pendanaan.
Pendanaan itu, rencananya bakal dipakai untuk memperbaharui sistem. "Kami mau meningkatkan skala bisnis," kata dia. "Kami sudah kembangkan robotic analysis. Kami akan pertahankan itu," kata Jaenal. Untuk itu, ia mengikuti program pendanaan yang diadakan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
(Baca juga: Bekraf Arahkan Lebih Banyak Startup Masuk Papan Akselerasi Khusus BEI)
Adapun aplikasi Tetra X Change sudah diunduh 10 ribu kali. Dari jumlah tersebut, 1.100 merupakan pengguna aktif harian. Jaenal menargetkan, jumlah pengunduh naik 150% menjadi 25 ribu pada akhir 2019. "Kami menyasar investor baru," kata dia.
Layanan yang diberikan Tetra X Change di antaranya rekomendasi saham harian gratis; fitur percakapan (chatbot) bernama Arvita untuk bertanya perihal potensi saham; screener saham; chart advance; notifikasi real-time; dan, tetra point untuk mendapat potongan harga.
Dengan mengetik 'potensi', lalu hashtag kode emiten melalui fitur Arvita, maka pengguna bisa mendapat analisis potensi atas saham emiten tersebut dalam kurun waktu 3 detik. Arvita merupakan singkatan dari Automated Reply by Virtual Technical Analyst.
Untuk dapat menyediakan analisis saham ini, Tetra X Change menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan big data. Selain itu, dibantu pula oleh satu analis internal yakni Jack. "Karena kami mengembangkan Arvita, kami tidak butuh analis banyak," kata dia.
Meski begitu, Tetra X Change bekerja sama dengan RHB Sekuritas, MNC Sekuritas, dan Universal Broker Indonesia. Namun, kerja sama ini dalam hal pembukaan rekening bagi investor dan aktivasi akun.
(Baca juga: Bekraf dan BEI Luncurkan Platform untuk Startup Raih Modal)
Jaenal memperkirakan, saham merupakan investasi yang bakal diminati ke depan. Hal itu ditandai dengan banyaknya platform digital yang menawarkan layanan investasi, untuk menggaet generasi milenial.
Sejalan dengan hal itu, ia menyediakan rekomendasi atau analisis saham yang mudah dimengerti oleh investor baru. Untuk itu, Tetra X Change pun rutin mengadakan workshop setiap bulan mengenai investasi saham.
Adapun Tetra X Change didirikan oleh Lukman Syamlan yang menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO). Selain itu, ia bersama dengan Jack sebagai chief analyst dan Diah Amini sebagai chief trading turut membangun Tetra X Change.