Pertumbuhan industri digital telah menjadi kekuatan ekonomi baru di Indonesia. Startup baru terus bermunculan, bahkan beberapa di antaranya berhasil menyandang status unicorn dengan valuasi melampaui US$ 1 miliar.
Tumbuhnya perusahaan-perusahaan rintisan itu tak bisa dipisahkan dari derasnya kucuran dana venture capital. Survei Google – Temasek yang bertajuk 'e-Conomy SEA 2018' menyebut total jumlah modal ventura yang terkumpul di Indonesia sejak 2016 adalah US$ 6 miliar atau sekitar Rp 87,16 triliun.
Rinciannya, US$ 1,2 miliar masuk pada 2016, US$ 3 miliar pada 2017, dan US$ 1,8 miliar digelontorkan pada semester pertama 2018.
(Baca juga: Tiga Startup Indonesia Masuk Program Pembinaan Grab Ventures)
"Funding akan semakin meningkat di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tidak hanya untuk startup unicorn saja tapi juga yang lainnya. Sudah menyebar startup-startup lainnya," kata Head of Strategy and Insights Google, Samuele Saini dalam pernyataannya, Selasa (27/11).
Indonesia kini memiliki empat startup unicorn, yakni Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka. Riset Google dan Temasek juga menyebutkan keempat perusahaan itu telah menjadi pendorong meningkatnya ekonomi digital di Tanah Air.
Di luar kelompok elit tersebut, Google juga menyatakan bahwa peluang masih sangat terbuka bagi startup lain untuk berkembang. “Melihat perkembangan ekonomi digital Asia Tenggara dan Indonesia ini adalah waktu yang tepat untuk membuat startup,” ujarnya.