Sandiaga Uno Optimistis Indonesia Punya 10 Unicorn dalam 3 Tahun

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Bakal calon wakil presiden Pilpres 2019 Sandiaga Uno (kanan) tiba di gedung KPK, Jakarta, Selasa (14/8). Sandiaga menyambangi KPK untuk menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) sebagai salah satu syarat untuk verifikasi KPU sebagai calon peserta Pilpres 2019.
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
21/11/2018, 18.24 WIB

Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno optimistis bakal ada tambahan 6 startup Indonesia berstatus unicorn dalam waktu 3 tahun. Menurutnya, hal itu bakal terjadi dengan kebijakan pemerintah yang tepat.

Sandiaga menyatakan, pemerintah harus melakukan pendekatan sandbox dalam membentuk ekosistem digital yang baik. "Pemerintah menentukan koridornya tetapi perusahaan digital bergerak leluasa, kehadiran itu bakal menjadi kepastian pelaku usaha," katanya di Jakarta, Rabu (21/11).

Sandiaga, menilai kehadiran pemerintah dalam industri digital saat ini masih sangat minim. Sehingga, banyak pelaku usaha yang merasa kepastian bisnisnya berkurang. Contohnya adalah ketidakjelasan regulasi dalam bisnis penyewaan kamar secara digital.

Dia mengungkapkan, perizinan dari pemerintah bakal membuat perusahaan meningkatkan skala bisnisnya. "Setelah itu, pemerintah akan menerapkan skema kemitraan supaya pelaku usaha besar berkolaborasi dengan rintisan," ujar Sandiaga.

(Baca juga: Bos Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, Bukalapak Jadi Orang Terkaya RI)

Skema kemitraan akan menjadi sistem pelatihan dan pendampingan perusahaan yang besar terhadap perusahaan rintisan. Alhasil, pemerintah mampu meminimalisasi kegagalan perusahaan karena ada peningkatan kemampuan tenaga kerja yang terdaftar di perusahaan digital.

Setelah itu, skema kemitraan juga bisa menjadi salah satu akses yang lebih cepat kepada sistem permodalan lanjutan perusahaan rintisan yang skalanya sudah meningkat. Sistem kurasi dari kemitraan oleh pemerintah dan pelaku usaha bakal membuat investasi baru kepada perusahaan potensial lebih tepat guna.

Sehingga, pemerintah juga bisa memastikan lahirnya lapangan pekerjaan yang mempunyai nilai tambah yang besar dari banyaknya perusahaan digital yang skalanya membesar. "Kita punya pasar yang besar, sekarang tinggal bagaimana pemanfaatan potensinya," katanya lagi.

Reporter: Michael Reily