DIVA, Startup Digitalisasi UKM yang Incar Rp 803,6 Miliar Lewat IPO

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tidak berubah pada pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (10/7).
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
30/10/2018, 17.51 WIB

PT Distribusi Voucher Nusantara (DIVA) berencana mencatatkan saham perdananya (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada November 2018. Lewat IPO, perusahaan yang fokus pada digitalisasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ini menargetkan dana terkumpul Rp 803,6 miliar.

DIVA berencana melepas 214,28 juta lembar saham atau setara dengan 30% dari modal yang disetor dengan nilai nominal Rp 100. Saham anak usaha Kresna Graha Investama ini dihargai antara Rp 2.800 dan Rp 3.750 per saham, sehingga dana yang diperoleh bisa mencapai Rp 600 miliar hingga Rp 803,6 miliar.

Sebelumnya, DIVA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,37 miliar per Mei 2018. Laba tersebut tumbuh 111,17% dibanding periode sama tahun lalu (year on year/yoy) yang senilai Rp 1,59 miliar.

Presiden Direktur DIVA Raymond Loho menjelaskan, 55% dari hasil IPO akan dipakai untuk modal kerja 40% untuk belanja modal dan 5% sisanya akan investasi Sumber Daya Manusia (SDM). "Kami percaya bahwa IPO hanya awal dari apa yang dapat kami lakukan untuk memberdayakan UKM Indonesia untuk bersaing dalam ekonomi digital," kata dia dalam siaran pers yang diterima Katadata, Selasa (30/10).

Model bisnis DIVA adalah mengkonversi dan mengakselerasi bisnis tradisional dalam platform bisnis terpadu. DIVA menyediakan platform digital terintegrasi yang disebut DIVA Smart Outlet (SO) dan DIVA Intelligent Instant Messaging (IIM) untuk mendukung pelaku UKM dalam mengelola bisnis. UKM yang menjadi pelanggan DIVA bisa menawarkan multi-produk melalui multi-channel.

(Baca juga: Naik 48,95% Saat IPO, Saham Passpod Kena Auto Reject)

Salah satu contoh model bisnis DIVA, adalah aplikasi solusi kasir digital T-Kiosk yang merupakan hasil kerja sama dengan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). "Didukung dengan teknologi canggih, kami tidak hanya memberdayakan UKM untuk go digital tetapi juga meningkatkan kontribusi mereka terhadap perekonomian Indonesia," kata dia.

DIVA melihat jumlah UMKM di Indonesia yang mencapai 62,9 juta sebagai peluang bisnis. "Dengan teknologi dan platform digital yang kami miliki, kami percaya bahwa kami akan membuka potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pertumbuhan eksponensial bagi ekonomi Indonesia melalui UKM," kata Direktur DIVA Dian Kurniadi.

Managing Director Kresna Suryandy Jahja menambahkan, riset yang dilakukan oleh Deloitte, UKM yang beralih ke digital akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 2%. Melalui platform plug and play dan kemampuan untuk meningkatkan inklusivitas keuangan, menurutnya DIVA adalah mata rantai yang belum Kresna miliki sebagai digital business integrator.

"Dengan open infrastructure yang dibangun pada platform DIVA, akan ada banyak hal besar ke depan dan keterlibatan kami melalui DIVA hanyalah permulaan," katanya.

Reporter: Desy Setyowati