Jadi Bos Baru Indosat, Chris Kanter Berencana Akuisisi Operator Lain

ANTARA FOTO/ Muhammad Adimaja
Komisaris Utama Waleed Mohamed Ebrahim Alsayed (tengah) berbincang bersama Direktur Utama Indosat Ooredoo Chris Kanter (kanan) dan Direktur Utama Indosat Ooredoo 2017-2018 Joy Wahjudi (kiri) usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di gedung Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (17/10/2018). Pada RUPSLB tersebut Indosat Ooredoo menyetujui pergantian dan penetapan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris dengan mengangkat Chris Kanter sebagai Direktur Utama Perseroan.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
18/10/2018, 17.30 WIB

Direktur Utama PT Indosat Tbk Chris Kanter menyampaikan keinginannya mengakuisisi perusahaan telekomunikasi lain selama masa jabatannya. Sebab, ia ingin memertahankan pangsa pasar Indosat di posisi kedua di Indonesia, atau bahkan melampaui itu.

Hanya, ia belum mau menyebutkan operator mana yang akan diakuisisi. "Konsolidasi adalah keharusan. Tapi ini bukan berarti kami sudah diskusi dengan operator lain," kata dia di Restoran Seribu Rasa, Jakarta, Kamis (18/10). "Untuk jadi yang terkuat nomor dua, ya kami harus mengambil."

Bahkan, Chris mengaku sudah ada permintaan untuk akuisisi dari direksi sebelumnya ketika ia menjadi komisaris Indosat. "Itu sekitar dua tahun lalu. Indosat Ooredo mau mengambil (operator lain). Tinggal kami pilih yang mana," kata dia.

Ia menyampaikan, pemegang saham Indosat yakni Qatar Telecom memiliki cukup uang yang memungkinkan perusahaannya mengakuisisi operator lain. Bahkan, ia memperkirakan belanja modal (capital expenditure/capex) Indosat bisa mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun selama dua tahun depan. Artinya, belanja modal Indosat per tahun bisa mencapai Rp 15 triliun.

Bila pemegang saham menyetujui, maka belanja modal tersebut meningkat dua kali lipat dibanding tahun ini yang hanya Rp 7 triliun. Hanya, besaran capex tersebut belum final. "Masih saya hitung kembali," kata dia. "Pemegang saham uangnya banyak. Mereka mau beri tergantung dari penggunaannya untuk apa."

(Baca: Para Direktur Dikabarkan Undur Diri, Indosat Bantah)

Ia pun optimistis pemegang saham bakal menyetujui besaran belanja modal tersebut. Sebab, ia mengaku bahwa dirinya diminta secara langsung oleh perwakilan Qatar Telecom untuk menggantikan Joy Wahyudi sebagai Direktur Utama. "Saya ini diminta. Jadi kenapa saya pusing kalau tidak ada komitmen (dari pemegang saham)," kata Chris.

Belanja modal tersebut juga akan dipakai untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab, ia memandang Indosat perlu berlari kencang mengadopsi teknologi guna memaksimalkan keuntungan. "Tidak bisa tidak, kami mesti catching up teknologi," ujarnya.

Sejalan dengan rencana tersebut, tentu Indosat harus mempersiapkan SDM-nya. Chris mengatakan, dirinya sudah menyeleksi beberapa jajaran pimpinan supaya selaras dengan visi dan misinya ini. Sementara peningkatan kualitas SDM merupakan program jangka menengah-panjang, maka dalam waktu dekat akan ada Warga Negara Asing (WNA) yang bakal direkrut.

Selain itu, ia juga merencanakan restrukturisasi, meski hal itu bukan berarti pengurangan pegawai. "Ibarat lemak di perut, untuk menghilangkannya bisa dengan berlari kencang atau sedot lemak. Nah, itu masih saya kaji," kata dia.

Adapun Chris menjadi komisaris Indosat selama delapan tahun. Selama menjabat, ia merasa ada beberapa hal yang perlu diubah yakni SDM, bisnis, dan proses kerja. "Setidaknya, saya mencatat ada 19 poin yang harus diubah," kata dia.

Reporter: Desy Setyowati