PT Blue Bird Tbk tengah bersiap meninggalkan argometer yang identik dengan sistem tarif taksi konvensional. Sebagai gantinya, Blue Bird akan mengadopsi skema tarif tetap (fixed rate) seperti yang diterapkan oleh perusahaan taksi online seperti Go-Jek dan Grab.
Direktur Blue Bird Sigit Djokosoetono menyampaikan, langkah ini diambil supaya harga layanannya lebih kompetitif dibanding transportasi berbasis teknologi. "Kami sedang menjalankan tarif tetap di beberapa kota," ujar dia di sela-sela Google Cloud Summit 2018 di Jakarta, Kamis (4/10).
Salah satu kota yang dijadikan percontohan adalah Palembang. Di kota yang baru saja menjadi tuan rumah Asian Games itu, penumpang yang memesan taksi Blue Bird secara online lewat aplikasi akan langsung mendapat informasi mengenai tarif yang harus dibayar. Dengan begitu, rute dan kondisi lalu lintas yang dilalui tak akan mempengaruhi ongkos perjalanan seperti jika menggunakan argo.
Untuk bisa mengembangkan layanan ini, Blue Bird menggunakan teknologi komputasi awan (cloud) dari Google Cloud Platform (GCP). Sebab, teknologi ini mampu memberi input daerah mana saja dan waktu tertentu yang ramai permintaan.
(Baca juga: Blue Bird Group Genjot Bisnis Logistik dan Properti Tahun Ini)
Dengan begitu, pengemudi Blue Bird bisa merapat ke daerah yang permintaannya tinggi untuk mendapat tarif yang lebih menjanjikan. "Kami sedang cocokan data yang kami miliki. Kami lihat ada dimensi baru yang bisa kami berikan untuk meningkatkan layanan," kata Sigit.
Di luar Palembang, saat ini penumpang yang memesan taksi lewat My Blue Bird memeroleh estimasi harga. Misalnya, Anda memesan perjalanan dari FX Sudirman menuju Plaza Indonesia, estimasi biayanya sebesar Rp 31 ribu hingga Rp 36 ribu. Harga yang tertera di argo nantinya bisa lebih tinggi dari itu, jika kondisi jalanan yang dilalui macet.
Blue Bird juga memberi pilihan metode pembayaran yang beragam. Selain tunai, Blue Bird menerima pembayaran digital melalui Telkom, TCash; kartu kredit, dan e-voucher dari perusahaan.
Sebelumnya, Direktur Pemasaran Blue Bird Amelia Nasution menyampaikan, saat ini aplikasi My Blue Bird sudah diunduh 1 juta kali sejak diluncurkan pertama kali pada 2015 lalu.
Saat ini, konsumen yang memesan melalui My Blue Bird pun hampir menyamai porsi pemesanan lewat call center. "Tapi yang terbesar masih yang pesan langsung di jalan," ujarnya.
Ia optimistis, berbagai kemudahan pembayaran ini akan mendorong lebih banyak pengguna menggunakan My Blue Bird. Apalagi, Blue Bird memiliki 25 ribu armada yang tersebar di 18 kota di Indonesia.