Perusahaan penyedia layanan on-demand Go-Jek memperluas saluran Go-Tix dengan merilis versi situs. Strategi ini bertujuan menggaet lebih banyak pengguna, khususnya penduduk usia produktif di Indonesia yang berjumlah 181 juta orang.
"Penduduk usia produktif 181 juta adalah orang yang menjadi cikal bakal pengguna platform hiburan. Kami mau kejar target maksimal, makanya kami sangat agresif," ujar Vice President Marketing Loket Ario Adimas di Jakarta, Kamis (27/9). Dengan begitu, pengguna bisa menggunakan layanan Go-Tix di aplikasi Go-Jek ataupun situs go-tix.id.
Ario mengatakan, konsumen biasanya lebih berhati-hati saat membeli tiket hiburan dengan nilai nominal yang besar. Untuk itu, butuh saluran layanan pembelian yang lebih besar supaya pengguna bisa lebih teliti menuliskan nominal pembayaran hingga mencari referensi seputar acara yang bakal didatangi.
Secara spesifik, ia menegaskan langkah ini bertujuan menggaet pengguna yang membutuhkan hiburan. Jumlah pengunduh aplikasi Go-Jek yang sudah mencapai 105 juta pengunduh menjadi target pasar potensial Go-Tix. "Ini produk Go-Jek pertama yang diperbolehkan diakses di big screen. Karena memang industri hiburan itu besar (potensinya)," ujarnya.
Dua tahun sejak dirilis, Go-Tix sudah menjual 2,5 juta tiket hiburan. Dalam empat bulan terakhir, ia mencatat rata-rata penjualan tiket acara mencapai 1.500-2.000 tiket. Menurutnya, itu adalah pencapaian yang sangat baik.
Sejalan dengan hal itu, ada rencana perusahaan untuk membanyak jenis produk seperti tempat wisata hingga pesawat dan hotel. "Kami ada banyak kejutan hingga akhir tahun. Situs ini bukan hanya channel terakhir yang akan kami buka. Tunggu saja," kata Dimas.
(Baca: Makin Lengkap, Go-Jek Rilis Layanan Jemput Laundry dan Servis AC)
Pertumbuhan Tinggi
Secara rinci, pertumbuhan penjualan tiket mencapai 502% dari 2016 ke 2017. Adapun pertumbuhan penjualan tiket Go-Tix sejak awal tahun hingga Agustus 2018 mencapai 51%. Menurut Vice President Consumer Solutions Loket Rama Adrian, pertumbuhan yang tinggi di tahun pertama kemunculan adalah hal yang wajar. Ia optimistis pertumbuhan penjualan Go-Tix bisa mencapai dua kali lipat atau 100% hingga akhir tahun ini. "Kami mau tetap stabil pertumbuhannya. Kalau bisa, menyentuh pertumbuhan dua kali lipat terus setiap tahun. Itu akan jadi ideal buat kami," kata Rama.
Jenis tiket yang dijual di Go-Tix saat ini adalah film, atraksi, dan acara. Rama mencatat, film adalah produk yang paling banyak dibeli. Itu pun Go-Tix baru menggandeng CGV dan Cinemaxx. "Kami sudah diskusi juga (dengan Cinema XXI). Tapi belum ada titik temu," ujarnya.
Ke depan, ia tak menutup kemungkinan akan ada perluasan produk seperti yang disampaikan Dimas. "Hanya, kalau untuk tiket pesawat ataupun hotel, mungkin bentuknya kerja sama," kata dia.
Go-Jek mengakuisisi Loket pada Agustus 2017. Sejak saat itu, Go-Tix dikelola oleh Loket. Kendati begitu, Loket masih mengembangkan lini bisnis yang sudah ada sejak 2013 yakni Loket for Business, bekerja sama dengan perusahaan dan promotor event, seperti promotor konser musik, seminar bisnis, sepakbola, dan sebagainya.
Loket juga menyediakan platform pengelolaan event mandiri dan sistematis yakni Loket.com, yang memungkinkan siapa pun bisa mempromosikan acaranya. Loket juga bekerja sama dengan beberapa e-commerce untuk penjualan tiket hiburan.