Mediasi Gagal, Pengemudi Ojek Online Tetap Unjuk Rasa Saat Asian Games

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sejumlah pengemudi ojek berdemo di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (27/3/2018)
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
6/8/2018, 19.39 WIB

Rencana unjuk rasa pengemudi ojek online saat pembukaan Asian Games 2018, pada 18 Agustus (188) tampaknya akan benar-benar terjadi. Upaya mediasi antara perwakilan pengemudi ojek online dan aplikator yang difasilitasi oleh Direktorat Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Polda Metro Jaya tidak menghasilkan titik temu.

“Mediasi berakhir deadlock,” demikian dikutip dari siaran pers Gerakan Aksi Roda Dua (Garda), Senin (6/8).

Anggota Presidium Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono menjelaskan, mediasi  digelar di Polda Metro Jaya pada akhir pekan lalu (3/8). Pertemuan sore itu digelar terpisah antara Grab dan Go-jek dengan mitra masing-masing.

Menurutnya, dalam pertemuan itu, perwakilan Grab menolak untuk menaikan tarif dari saat ini Rp 1.200-Rp 1.300 per kilometer menjadi Rp 3.000 per kilometer. "Manajemen Grab seakan mendorong mitranya untuk melanjutkan aksi 188," demikian dikutip dari siaran pers yang diterima Katadata, Senin (6/8).

(Baca juga: Diancam Demo Saat Asian Games, Grab Tetap Tolak Naikkan Tarif)

Sementara, manajemen Go-Jek meminta waktu untuk mengkaji kenaikan tarif dasar guna meredam rencana unjuk rasa. "Mereka minta minta waktu sampai 9 Agustus 2018," kata Igun. 

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono telah membenarkan adanya mediasi tersebut. Menurutnya, selain perwakilan mitra pengemudi dan aplikator pertemuan itu juga melibatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Sebaliknya, sampai laporan ini diturunkan, belum ada tanggapan dari perwakilan Go-Jek dan Grab. "Kami sifatnya hanya memediasi. Mengenai jalan keluar kan musyawarah mereka," kata Argo.

(Baca juga: Usul Kemenhub Agar Pengemudi Ojek Online Tak Demo Saat Asian Games)

Reporter: Desy Setyowati