Internet of Things (IoT) kian diminati banyak perusahaan agar saling terhubung, sehingga siap menghadapi era industri 4.0. Sebagai perusahaan telekomunikasi, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT Indosat Tbk pun fokus mengembangkan IoT.
Telkomsel meluncurkan program Telkomsel Innovation Center (TINC), hari ini. Program ini merangkum berbagai kegiatan untuk membentuk ekosistem IoT di Indonesia, seperti penyediaan laboratorium, mentoring, bootcamp bersama para ahli, dan akses keterhubungan bagi para startup, developer, serta system integrator dengan pelaku industri terkait.
Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah menjelaskan, IoT bisa menghubungkan banyak sektor sehingga produktivitas meningkat dan tercipta efisiensi. "Fokusnya ke solusi kehidupan sehari-hari dan meningkatkan produktivitas. Kami harap para pelaku ikut berinvestasi (di bidang IoT)," ujarnya di sela-sela Konferensi IoT di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (25/7).
Menurutnya, perlu kolaborasi untuk mengembangkan ekosistem IoT. Melalui program ini, Telkomsel menargetkan bisa menjadi wadah bagi ratusan inovator nasional. Setidaknya, selama setahun berjalan, kolaborasi ini bisa menghasilkan berbagai solusi bisnis berbasis Narrowband Internet of Things (NB-IoT).
(Baca juga: Uang Elektronik TCash Kini Terbuka bagi Semua Operator)
Vice President Corporate Planning Telkomsel Andi Kristianto menambahkan, peluncuran program TINC merupakan salah satu langkah transformasi digital Telkomsel. "Kami harap tercipta ekosistem IoT yang matang, sehingga mendukung terciptanya produk siap pakai yang juga layak jual secara bisnis bagi masyarakat," kata dia.
Adapun solusi IoT yang sudah melewati masa inkubasi, antara lain bike sharing di Universitas Indonesia (UI) yang merupakan hasil kolaborasi bersama Banopolis; automatic fish feeder dengan adanya aqua culture solution bagi petani dan petambak di berbagai daerah di Indonesia hasil kolaborasi bersama eFishery; dan, smart bin waste management system bersama Danone dan Alfamart.
Sedangkan beberapa solusi bisnis lainnya yang akan segera masuk ke tahap komersialisasi antara lain adalah smart metering dan remote tank monitoring. "IoT yang selanjutnya menawarkan sejumlah peluang dan tantangan baru bagi kalangan bisnis, pemerintahan, dan konsumen perorangan,” ujarnya.
Sementara itu, Indosat melalui lini bisnis Indosat Ooredoo Business meluncurkan IoT Connect. Program ini merupakan connectivity management platform yang didukung oleh Ericsson dengan data center berlokasi di Indonesia. Program ini memungkinkan tingkat keamanan yang lebih baik dan bandwidth lebih tinggi untuk use case IoT seperti streaming.
(Baca juga: Dari E-Commerce hingga Perbankan, Chatbot Gantikan Operator)
Platform ini menyediakan layanan self-service berbasis situs yang memungkinkan visualisasi, monitoring dan kontrol SIM card baik statis atau bergerak melalui jaringan selular secara real-time. "Kami melihat market B2B khususnya IoT adalah potensi pertumbuhan bisnis besar" ujar Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Herfini Haryono dalam siaran pers.
IoT merupakan solusi dan konsep pengembangan konektivitas internet yang dapat dimanfaatkan organisasi untuk menghasilkan keunggulan kompetitif. Smart city, sistem transportasi, dan logistik cerdas pun didukung oleh IoT. "IoT Connect melengkapi portfolio produk Indosat Ooredoo Business," kata dia.
Adapun menurut kajian Indonesia IoT Forum, IoT bisa meningkatkan produktivitas di Indonesia sebesar mencapai Rp 444 triliun pada 2022. Pada saat itu, 400 juta perangkat diproyeksi saling terhubung. Dari jumlah tersebut, porsi sektor manufaktur 16%; kesehatan 15%; asuransi 11%; perbankan dan sekuritas 10%; retail dan perdagangan besar 8%. Sedangkan sisa mencakup layanan komputasi, pemerintah, transportasi, dan lain-lain.