Perusahaan digital hub, PT NFC Indonesia berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Juli 2018. Kendati masa penawaran ini dilakukan pada saat libur lebaran, Chairman NFC sekaligus Direktur MCash Integrasi, Suryandy Jahja optimistis peminatnya akan besar.
"60% porsi investor lokal, 40% asing. Saat ini sudah ada beberapa anchor investor," ujar Suryandy dalam paparan publik di Kresna Tower, Jakarta, Jumat (8/6). NFC merupakan anak usaha Mcash yang telah lebih dulu melantai di bursa.
Perusahaan akan menawarkan 166.667.500 lembar saham baru, dengan kisaran harga saat penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) Rp 1.500 - 2.000 per saham. Dengan begitu, dana segar yang mungkin didapat sekitar Rp 250 hingga Rp 333,3 miliar.
Suryandy menyatakan, proses penjamin emisi saham untuk menentukan harga jual dengan melihat minat beli (book building) pun sudah dimulai sejak 8 hingga 22 Juni 2018 nanti.
Menurutnya, sebanyak 60% dana yang diperoleh dari IPO akan dipakai perusahaan untuk modal kerja. Lalu, 30% untuk investasi pengembangan lini bisnis baru di bidang digital dan peningkatan teknologi. Sisanya, bakal dipakai untuk menambah pegawai.
"Tahun lalu kami untung. Kami bukan startup yang mengandalkan utang," ujar Presiden Direktur NFC Indonesia Abraham Theofilus.
(Baca juga: Gandeng ACE Hardware, MCash Incar Segmen Ibu Rumah Tangga)
Saat ini, NFC Indonesia sudah menjalankan dua linis bisnis yakni NFC Exchange dan OONA TV. NFC Exchange merupakan lini bisnis untuk mendistribusikan pulsa. Bursa ini menjadi tempat bagi agen pulsa yang ingin menjual ataupun membeli, termasuk MCash sebagai penyedia layanan digital dan Payment Point Online Bank (PPOB).
Sementara OONA TV, merupakan fitur televisi interaktif gratis di bawah PT OONA Media Indonesia yang diakuisisi NFC Indonesia pada tahun lalu. Aplikasi OONA TV dalam versi beta diluncurkan sejak tiga pekan lalu, dan sudah digunakan oleh 20 ribu pengguna.
Yang menarik, OONA TV berencana mengembangkan uang digital bernama TCoint. Misalnya, pengguna yang menonton iklan melalui OONA TV selama semenit akan mendapat sekian TCoint. TCoint ini nantinya bisa ditukarkan dengan produk lain, seperti pulsa, ataupun produk-produk perusahaan yang bermitra dengan NFC Indonesia.
Guna memonetisasi layanan televisi gratis ini, perusahaan mengintegrasikannya dengan big data. Penonton OONA TV akan dilihat demografinya, mulai dari jenis kelamin, umur, hobi, hingga media sosialnya. Hal itu memungkinkan karena layanan dilengkapi dengan fitur percakapan, yang akan memandu pengguna pertama untuk mencamtumkan akun media sosialnya. Data yang diperoleh bakal dimonetisasi untuk menggaet pengiklan.
(Baca juga: Akuisisi MatchMove Indonesia, M Cash Bisnis Dompet Elektronik)
Keseluruhan lini, baik NFC Exchange, OONA TV, dan big data ini saling terintegrasi karena perusahaan memanfaatkan Application Programming Interface (API). Tahun ini, perusahaan juga bakal meluncurkan dua platform yakni SelaluAda.com dan Tawarin.com. SelaluAda bergerak pada jual beli barang baru. Sedangkan Tawarin fokus pada penjualan barang bekas.
"Uang dari IPO akan kami gunakan untuk mengembangkan kedua platform ini. Semoga tahun ini bisa dirilis," ujar Direktur NFC Indonesia Iwan Suryaputra. Nantinya, kedua e-commerce ini bakal mengandalkan Quick Respone (QR) Code untuk pemasaran produknya.
Tak hanya itu, NFC Indonesia tengah mengkaji tiga lini exchange yakni bursa kerja, komoditas, dan digital advertising. Selain itu, sistem pembayaran juga bakal digarap dan akan terhubung dengan semua lini bisnis termasuk MCash.