Facebook merilis fitur yang memungkinkan pengguna mengetahui 'dapur' iklan politik yang berseliweran di platform-nya. Untuk tahap awal, fitur ini baru diluncurkan di Amerika Serikat, namun akan diterapkan juga di wilayah lain.
Dalam pernyataan resminya, Facebook percaya peningkatan transparansi akan mengarah pada peningkatan akuntabilitas dan tanggung jawab dari waktu ke waktu. “Tidak hanya untuk Facebook tetapi juga pengiklan," ujar Direktur Manajemen Produk Iklan Facebook Rob Leathern sebagaimana dikutip dari Reuters, kemarin (25/5).
Leathern menjelaskan, iklan politik di Facebook nantinya akan ditandai dengan sebuah label. Dengan menekan fitur tersebut, pengguna akan dibawa ke halaman lain yang berisi informasi terkait iklan politik tersebut, seperti anggarannya dan sumber pendanaan. Bahkan pengguna juga bisa mengetahui jumlah orang yang melihat iklan tersebut, termasuk demografinya seperti usia, lokasi, dan jenis kelamin.
(Baca juga: Skandal Kebocoran Data Facebook Bangkrutkan Cambridge Analytica)
Setelah Amerika Serikat, Leathern menyatakan fitur anyar ini akan bisa digunakan di negara lain dalam beberapa bulan ke depan. Peluncuran fitur ini, kata dia, untuk menepati janji Facebook guna meningkatkan transparasi dari iklan politik. Apalagi, platform ini memiliki 2,2 miliar pengguna aktif di seluruh dunia.
Sebelumnya, Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari juga telah menyampaikan rencana peluncuran fitur ini. Di mana, politisi nantinya wajib menyertakan data diri dan donatur jika berkampanye senilai lebih dari US$ 500 atau setara Rp 7 juta.
Fitur ini menjadi penting karena tahun depan akan ada Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden di Indonesia (Pilpres). "Kami tidak mau Facebook dipakai untuk kepentingan berpolitik yang tidak selayaknya," ujar Ruben beberapa waktu lalu.
(Baca juga: Tiga Fitur Facebook Cegah Peredaran Hoax Saat Pilpres)
Selain fitur ini, Facebook merilis dua layanan anyar guna mengantisipasi berita palsu (hoax) saat periode pergantian kekuasaan di negara mana pun. Keduanya adalah breaking news dan (i) untuk informasi tambahan. Fitur (i) ini memungkinkan pengguna mengetahui latar belakang pembuat artikel seperti kantor beritanya, wartawan, tim independen, dan sebagainya.