Dorong Inovasi Digital, Tiga Menteri Dapat Apresiasi dari Katadata

Katadata/Metta Dharmasaputra
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (tengah) menunjukkan citra satelit yang digunakannya untuk memantau lalu lintas kapal ikan secara real time pada Katadata Forum 2018 di Jakarta, Selasa (8/5). Ia diapit Chief Content Officer Katadata Heri Susanto (kiri) serta Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (kanan).
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
8/5/2018, 23.08 WIB

Pertumbuhan bisnis digital telah diakui sebagai salah satu roda penggerak ekonomi nasional. Katadata memberi penghargaan bagi tiga menteri yang dinilai aktif mendorong pemanfaatan teknologi dan perkembangan ekonomi digital yakni Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, serta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Rudiantara dinilai proaktif mempercepat pembangunan jaringan pita lebar lewat program Palapa Ring. Dia juga aktif merintis e-commerce roadmap 2017-2019, dan mempermudah perizinan bagi startup. Di bawah Rudiantara pula Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong lahirnya 1000 technopreneur baru pada 2020.

"Rudiantara juga dinilai proaktif mengupayakan pendanaan bagi startup, termasuk melalui program Next Indonesia Unicorn (NextIcorn)," ujar Chief Operating Officer Katadata Ade Wahyudi dalam Katadata Forum 2018 di Djakarta Theater, Jakarta, Selasa (8/5).

Sri Mulyani juga memperoleh apresiasi serupa karena lima alasan. Pertama, memberikan insentif dan kemudahan perpajakan bagi pelaku industri digital. Kedua, mengalokasikan anggaran pembangunan jaringan pita lebar di Indonesia. Ketiga, meningkatkan anggaran pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia agar mengikuti perkembangan teknologi.

(Baca juga: Tiga Program Pemerintah Menghadapi Era Digital)

Keempat, Sri Mulyani dinilai responsif terhadap kemajuan ekonomi digital dan aktif mengajak birokrat melek teknologi. Kelima, progresif dalam komunikasi publik melalui media sosial.

Sementara itu, Susi menerima apresiasi inovasi digital untuk kebijakan publik. Sebab, dia  proaktif dan progresif menjaga laut Indonesia lewat kerjasama dengan Google. Caranya, menggunakan platform pemetaan online Global Fishing Watch untuk memonitor lalu lintas maritim Indonesia secara real time.

Selain itu, instansinya juga mendeteksi aktivitas penangkapan ikan secara ilegal menggunakan satelit Google. Alhasil, stok ikan meningkat dan produk domestik bruto (PDB) dari sektor perikanan tumbuh melebihi perekonomian nasional.

Langkah keterbukaan Susi ini mulai diikuti oleh Negara lain, seperti Peru. “Kalau kita bisa memantau setiap penerbangan di dunia, hal yang sama seharusnya berlaku pada perkapalan. Tidak ada yang rahasia,” ujarnya.

Di lain sisi, terdapat tiga startup yang memperoleh apresiasi sebagai penggerak ekonomi digital yaitu Go-Jek, Bukalapak, dan Tokopedia.

(Baca juga: Pemerintah Siapkan Lima Sektor Industri Masuki Era Data dan Robot)

Ada empat alasan yang membuat Go-Jek mendapat apresiasi itu. Di antaranya, sebagai pioner transportasi berbasis digital sejak 2010; menciptakan lapangan kerja baru melalui program kemitraan dengan para pengemudinya. Go-Jek juga dinilai berperan besar mendorong pertumbuhan pengusaha mikro di bisnis kuliner, serta meningkatkan akses masyarakat ke sistem keuangan melalui Go-Pay. 

Sedangkan Bukalapak memperoleh apresiasi karena memperkenalkan cara baru berjualan secara online sejak 2010. Platform ini juga mendukung pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan menampung 2,2 juta pelapak hingga akhir 2017.

Kemudian Tokopedia mendapat apresiasi serupa karena menjadi salah satu pelopor toko online sejak awal berdiri pada 2009. Tokopedia juga mendorong UKM lokal go online lewat kerjasama dengan pemerintah daerah.

Reporter: Desy Setyowati