Peneliti UI: Go-Food Sumbang Rp 1,7 Triliun ke Ekonomi Nasional

Katadata/Pingit Aria
Suasana di Go-Food Festival Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (5/5).
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
7/5/2018, 18.37 WIB

Transaksi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergabung dengan Go-Jek menyumbang Rp 1,7 triliun terhadap perekonomian nasional tahun lalu. Data tersebut mengacu dari hasil riset LD FEB UI terhadap mitra Go-Food di sembilan kota, pada 2017 lalu.

Berdasarkan riset itu, mitra Go-Jek menyumbang Rp 302 miliar terhadap perekonomian DKI Jakarta. "Di Medan, kontribusinya mencapai Rp 118 miliar," kata peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) I Dewa Gede Wisana dalam siaran pers, Ahad (6/5).

Yang menarik, kata dia, volume transaksi dari 83,3% UMKM mitra Go-Jek yang berlokasi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) meningkat. Menurut dia, peningkatan itu terjadi karena Go-Food membuka akses yang lebih luas kepada UMKM.

(Baca juga: Merugi tapi Valuasinya Naik, Fenomena Bisnis Digital Indonesia)

Saat ini, mitra Go-Food mencapai 150 ribu unit usaha. CEO dan Founder Go-Jek Nadiem Makarim mengklaim, layanan pesan-antar makanan ini merupakan yang terbesar di dunia, di luar Tiongkok. Guna meningkatkan transaksi, Go-Jek pun menggelar Hari Kuliner Nasional (Harkulnas) di 11 kota selama 5-13 Mei 2018. "Kami percaya pemanfaatan teknologi adalah cara paling cepat untuk membantu UMKM tumbuh dan berkembang,” ujar dia.

Selain Harkulnas, Go-Jek lebih dulu menggelar Go-Food festival di 10 lokasi di delapan kota di Indonesia.  Chief Commercial Expansion Go-Jek Catherine Hindra menyebutkan, rata-rata transaksi di setiap Go-Food festival mencapai 50 ribu per bulannya. Data itu diperoleh dari riset terhadap UMKM di enam lokasi Go-Food festival.

Reporter: Desy Setyowati