Fitur top up uang elektronik GrabPay pada platform transportasi online Grab kembali vakum sebulan terakhir. Padahal, fitur isi ulang GrabPay sempat aktif setelah Grab menggandeng OVO pada Desember 2017 lalu.
Marketing Director Grab Indonesia, Mediko Azwar menyatakan, masalah pada fitur top up GrabPay merupakan kendala teknis. Menurutnya, saat ini Grab sedang melakukan perbaikan dalam layanan GrabPay.
"Memang kami sedang upgrade server base untuk top up layanan GrabPay. Jadi, masih ada kendala," ujar Mediko, akhir pekan lalu. Ia menambahkan, “Tapi, pelanggan bisa top up pakai kartu debit dan Mandiri E-cash.”
Hanya, Mediko belum bisa memastikan kapan layanan isi ulang saldo GrabPay bisa digunakan lagi secara normal. “Kami belum tahu bisa selesai kapan, tapi diusahakan secepatnya.”
Sebelumnya, Grab memang belum mendapatkan lisensi e-money dari Bank Indonesia untuk menjalankan fitur GrabPay secara penuh. Karena itu, fitur isi ulang GrabPay sempat dibekukan pada 16 Oktober 2017 lalu.
Grab kemudian menggandeng OVO yang telah memiliki lisensi tersebut di bawah PT Visionet Internasional. Grab dan OVO sama-sama teraviliasi dengan Grup Lippo.
Jason Thompson, Managing Director, GrabPay Southeast Asia memastikan bahwa kerja sama antara Grab dan OVO yang diumumkan pada 14 Desember 2017 telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Sejak saat itu, fitur top up GrabPay kembali dapat digunakan.
“Grab bermitra dengan OVO, yang secara resmi dilisensi oleh Bank Indonesia untuk menyediakan layanan e-money di bawah PT Visionet Internasional. GrabPay, fitur non-tunai dalam aplikasi Grab, melakukan co-branding dengan OVO dan telah diganti namanya sebagai 'GrabPay, powered by OVO',” kata Jason.
(Baca juga: I.Saku, Uang Elektronik Milik Grup Salim Kantongi Izin BI)
Nyatanya, sejak akhir Januari 2018, pengguna Grab kembali tak bisa melakukan pengisian saldo GrabPay. Dalam keterangan di aplikasinya, Grab menyatakan layanan itu sedang tak bisa digunakan untuk sementara. Namun saldo yang tersisa tetap dapat digunakan.