Menteri Keuangan Sri Mulyani menyambut keberadaan perusahaan-perusahaan financial technology (fintech) yang memberikan pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Gerakan itu, menurutnya secara tidak langsung telah mengurangi beban anggaran pemerintah.
"Saya senang pressure birokrasi saya (berkurang). Industri ini bisa bergerak lebih cepat. Saya enggak perlu gunakan uang pajak untuk itu," tutur Sri Mulyani di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/2).
Sri menyebut, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 1,5 triliun untuk program Pembiayaan Ultra Mikro (UMI) melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP). Program tersebut mencakup 300 ribu pengusaha ultra mikro tahun lalu.
(Baca juga: Pengguna Internet Indonesia Paling Suka Chatting dan Media Sosial)
Sementara,CEO dan Co-Founder ModalKu Reynold Wijaya menyatakan, dengan modal awal Rp 4 miliar, perusahaannya kini sudah membiayai 2 ribu peminjam. Ia juga menegaskan, fintech bukanlah saingan dari perbankan. "Sama sekali tidak benar (fintech bersaing dengan bank).”
Perkembangan Jumlah Fintech Startup Lokal 2016
Ia menjelaskan, segmen penyaluran kredit fintech dan perbankan berbeda. Bahkan, beban bunga yang ditetapkan oleh ModalKu pun rata-rata 20% dan maksimal 50% per tahun, masih jauh lebih tinggi dibanding perbankan. “Kami di ModalKu itu terima reject-an bank," tutur Reynold.
Sementara Menteri Keuangan periode 2013- 2014 Muhammad Chatib Basri menyatakan, perbankan, telekomunikasi, dan fintech bekerja sama menyediakan layanan pendanaan kepada masyarakat. "Saya kira yang terjadi kolaborasi, payment melalui bank, data dari telekomunikasi, dan analitiknya dari fintech," katanya.
(Baca juga: Sri Mulyani Ancam Setop Anggaran Kementerian yang Sering Ubah DIPA)