Dari sekian banyak aplikasi pada perangkat Android dan iOS, rupanya aplikasi perbankan paling jarang digunakan oleh pengguna internet. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan, hanya 7,39% pengguna internet yang mengakses jasa perbankan digital.
Sebaliknya, dalam survei yang dikerjakan bersama Teknopreneur itu terungkap bahwa pengguna internet Indonesia paling banyak menggunakan aplikasi chatting (89,4%) dan media sosial (87%).
Lalu mengapa aplikasi perbankan kurang diminati pengguna internet? "Kalau direlasikan dengan kesadaran risiko internet, mungkin masih ada kekhawatiran soal keamanannya," kata Andy Zaky, CEO Teknopreneur, Selasa (20/2).
(Baca juga: Dobrak Jebakan Pertumbuhan 5 %¸ Pemerintah Kembangkan Ekonomi Digital)
Dalam survei yang melibatkan 2.500 responden tersebut, sebanyak 84% pengguna sadar adanya risiko penipuan di internet. Lalu sebanyak 66% di antaranya sadar bahwa data yang mereka unggah melalui internet bisa diambil oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Alhasil, sebanyak 61,4% sepakat pentingnya menjaga rahasia data selama menggunakan internet, termasuk saat mengakses perbankan digital. Hanya 7,7% saja yang merasa kerahasiaan data itu tidak penting.
Kemungkinan lain yang menyebabkan rendahnya akses perbankan digital adalah karena belum meratanya akses internet itu sendiri. Hasil survei menunjukkan, penetrasi internet di perkotaan mencapai 72,41%, tapi di perbatasan kota dan desa (rural-urban) hanya 49,5% dan perdesaan 48,3%.
“Kalau mau dorong inklusi (keuangan) harusnya ada perhatian lebih untuk meningkatkan penetrasi di wilayah rural-urban dan rural,” ujar Andy.
(Baca juga: 143,3 juta Penduduk Indonesia Punya Akses Internet, Hampir 60% di Jawa)
Jumlah pengguna internet di Indonesia sendiri mencapai 143,26 juta jiwa atau 54,66% dari total populasi. Jumlah tersebut meningkat sekitar 8% dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak 132,7 juta orang.