Telegram berencana terjun dalam persaingan mata uang digital antara Bitcoin dan Ethereum. Grams, mata uang digital Telegram, bakal ditawarkan dalam Initial Coin Offering (ICO) dengan ekspektasi penjualan hingga US$ 1,2 miliar atau setara Rp 16 triliun.

Dikutip dari Business Insider, Telegram akan melakukan penjualan tertutup pada Februari 2018 dan penjualan publik sebulan setelahnya. Pada masing-masing skema penjualan, Telegram diestimasi bakal meraup US$ 600 juta.

Angka itu bakal memecahkan rekor penjualan Filecoin, jaringan penyimpanan cloud yang mendapatkan US$ 257 juta melalui ICO pada September tahun lalu. Telegram sendiri merupakan aplikasi pengiriman pesar yang memiliki pengguna aktif bulanan mencapai 170 juta orang.

Metode penerbitan saham untuk ditukarkan menjadi Bitcoin atau Ethereum dimulai pada 2017. Melalui metode ini, tercatat tujuh perusahaan mengumpulkan lebih dari US$ 100 juta tahun lalu. Analisis Autonomous NEXT memperkirakan, sudah lebih dari US$ 4 triliun dana ditransaksikan melalui ICO.

(Baca juga: BI: 4 Aktivitas Mata Uang Digital Berisiko Tinggi dan Perlu Diatur)

Telegram sendiri bakal menggunakan uang yang didapatkan untuk mendukung platform blockchain Telegram Open Network (TON). TON disebut bakal menjadi “generasi baru cryptocurrency dan desentralisasi aplikasi.” Namun, untuk ICO, Investor bakal mendapatkan koin TON atau Grams paling cepat pada Desember 2018.

Telegram yakin TON bakal menyelesaikan masalah yang tidak bisa dilakukan Bitcoin atau Ethereum. "Bitcoin telah membuktikan diri menjadi koin digital dan Ethereum bisa melakukan efisiensi penjualan koin kepada publik,” bunyi dokumen itu. “Tapi, belum ada standar cryptocurrency yang digunakan secara reguler untuk kehidupan sehari-hari.”

Bitcoin dan Ethereum memang dikritik karena belum bisa menandingi penggunaan uang tunai atau kartu kredit dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Telegram ingin membuat TON untuk menjadi mata uang yang diterima oleh masyarakat secara luas.

(Baca juga: Dilarang Jadi Alat Bayar, Status Mata Uang Digital Mengambang)

"Dengan mengkombinasikan waktu transaksi minimum dan keamanan maksimum, TON bakal menjadi alternatif untuk ekonomi digital terbaru,” demikian dikutip dari dokumen yang diperoleh Business Insider. Namun, Telegram belum mengkonfirmasi laporan ini.

Reporter: Michael Reily