Grab Indonsia menggandeng start up lokal yakni Kios Untuk Dagang Online (Kudo) untuk membangun pusat penelitian dan pengembangan (RnD) di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Pusat riset ini merupakan bagian dari rencana investasi sebesar US$ 700 juta yang disiapkan Grab hingga empat tahun mendatang.
Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, pusat riset baru ini akan melengkapi jaringan RnD global milik Grab di Bangalore, Beijing, Ho Chi Minh City, Seattle dan Singapura. Ada 200 engineer Indonesia yang akan diberi kesempatan untuk berinovasi bersama para ahli teknologi lulusan perusahaan global seperti Amazon, Facebook dan Microsoft di sana.
(Baca juga: Sasar 3 Sektor Investasi, Grab Kucurkan Dana Rp 9,3 Triliun)
"Tidak lebih dari tiga bulan sejak program 'Grab4Indonesia' diluncurkan, kami sudah membangun RnD Center. Tentunya dengan menarik talenta lokal untuk bisa melakukan transfer of knowledge dengan jaringan RnD kami lainnya," ujar Ridzki di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta, Kamis (17/5).
Ridzki menjelaskan, pembukaan RnD ini dilakukan untuk mengintegrasikan Grab dengan Kudo. Pusat RnD Grab ini sendiri menggunakan lahan yang sebelumnya ditempati oleh Kudo dengan luas 4.500 meter persegi.
Ridzki pun memastikan, setidaknya RnD ini akan berfokus pada tiga sektor yakni: integrasi layanan mitra ke dalam aplikasi Grab, penciptaan fitur-fitur baru untuk GrabPay, serta fitur-fitur untuk mitra pengemudi.
(Baca juga: Jumlah Pengguna Grab Melonjak 600 Persen pada 2016)
Sementara itu, Co-Founder Kudo Albert Lucius mengatakan, sejauh ini, Kudo juga telah mengumpulkan talenta engineer lokal. Kudo pun berhasil membangun Kudoplex, sebuah kantor tempat engineer Kudo bekerja.
Dengan kolaborasi ini, Albert mengatakan, Kudoplex akan dikembangkan dan dijadikan RnD center Grab. "Kudoplex akan jadi Grab RnD center di Indonesia, sehingga, bisa sharing technology," ujarnya.
Sebelumnya, Grab telah berkomitmen menggelontorkan investasi sebesar US$ 700 juta atau sekitar Rp 9,3 triliun di Indonesia. Dana tersebut akan diinvestasikan dalam tiga sektor, secara bertahap dalam jangka waktu empat tahun ke depan.
(Baca juga: Bos Go-Jek Enggan Tanggapi Kabar Dana Rp 16 Triliun dari Tiongkok)