Dalam waktu dekat, Anda bisa mendapat armada taksi Express saat memesan tumpangan melalui aplikasi Uber. Ya, aplikasi pemesanan transportasi online itu menjalin kerjasama dengan Express Group, salah satu penyedia jasa transportasi terbesar di Indonesia.
Hari ini, Uber dan Express mengumumkan kolaborasi pada pilot program berupa integrasi ride-sharing dan program pembiayaan kendaraan di Jakarta. Namun baru pada tanggal 21 Desember 2016 pelanggan bisa mulai menikmatinya.
“Kami harap tingkat utilisasi armada Express Group dapat ditingkatkan dan kami dapat memberikan layanan mobilitas yang aman, nyaman, dan menarik bagi penumpang,” kata Chief Operating Officer Express Group, Benny Setiawan, Senin, 19 Desember 2016.
(Baca juga: Dua Direksi dan Empat Komisaris Taksi Express Kompak Mundur)
Tak hanya itu, Express Group juga menyediakan kesempatan bagi mitra pengemudi Uber untuk mencicil kendaraan dari Express Group, tanpa menggunakan atribut taksi atau branding. Cicilan itu didukung oleh pendapatan pengemudi selama bermitra dengan Uber.
Hanya saja, baik Uber maupun Express masih enggan menyebut berapa banyak pengemudi dan armada yang turut dalam program ini. Yang pasti, “Kolaborasi ini memungkinkan pengemudi kami untuk mendapat manfaat dari teknologi ride-sharing yang memberikan fleksibilitas dan peluang ekonomi yang lebih,” kata Benny.
(Baca juga: Taksi Konvensional Makin "Terjepit")
Dalam kerjasama ini, pengemudi taksi Express dapat tetap beroperasi seperti biasa. Artinya, mereka tetap mencari penumpang di jalanan dengan sistem setoran. Hanya saja, mereka juga akan diberi akses untuk mendapatkan penumpang melalui aplikasi Uber.
Soal tarif, penumpang di luar aplikasi akan tetap dikenai tarif regular sesuai argo. Sementara, penumpang taksi yang memesan melalui aplikasi akan dikenai tarif Uber-X. Pembayarannya pun dapat dilakukan secara tunai maupun melalui kartu kredit. "Kolaborasi ini ditujukan untuk menjadikan ride-sharing semakin andal bagi penumpang dan membuka lebih banyak peluang ekonomi bagi mitra-pengemudi,” kata Head of Bussiness Asia Pasific Uber, Eric Alexander.
Uber bukan yang pertama berkolaborasi dengan perusahaan taksi konvensional. Mekanisme pemesanan taksi via aplikasi lebih dulu dimungkinkan Grab melalui fitur GrabTaxi. Namun, fitur itu merupakan hasil kemitraan langsung ke pengemudi, bukan kerjasama dengan perusahaan tertentu.
(Baca juga: Kemenhub Tawarkan 10 Proyek Infrastruktur Trasportasi ke Swasta)
Yang lebih mirip dengan skema Uber adalah Go-Jek. Pada Mei lalu, Go-Jek mengumumkan kerja sama dengan perusahaan taksi besar Blue Bird. Kolaborasinya meliputi pemesanan kendaraan dan sistem pembayaran yang lebih mudah.