Zoom Video Communications mengumumkan akuisisi perusahaan di bidang keamanan dan privasi, Keybase pada hari ini (8/5). Aksi korporasi ini dilakukan di tengah maraknya zoombombing.
Zoomboombing merupakan fenomena orang asing ikut rapat online. Aksi gurauan ini sudah terjadi di beberapa negara, termasuk Singapura dan Indonesia.
Singapura bahkan melarang penggunaan Zoom untuk kegiatan belajar-mengajar. Padahal, aplikasi Zoom sempat melonjak akibat pandemi corona.
Merespons keluhan terkait keamanan tersebut, Zoom pun mengakuisisi perusahaan di bidang keamanan dan privasi. Melalui aksi korporasi ini, Zoom membangun enkripsi end-to-end untuk meningkatkan keamanan layanan.
“Inilah yang Zoom rencanakan untuk dibangun, memberikan keamanan bagi pengguna, kemudahan penggunaan, dan skala secara bersamaan,” kata CEO Zoom Eric S. Yuan dalam siaran pers, Jumat (8/5).
(Baca: Zoomboombing Terjadi di RI, Rapat Online Disuguhi Foto & Video Porno)
Untuk mewujudkan keamanan tersebut, perusahaan membangun tim. Salah satu caranya, dengan mengakuisisi Keybase. “Membawa sekelompok insinyur keamanan yang kohesif seperti ini, secara signifikan memajukan rencana 90 hari kami dalam meningkatkan keamanan,” ujarnya.
Pendiri dan pengembang Keybase.io Max Krohn pun menyambut baik kolaborasi tersebut. "Suatu kehormatan untuk dapat membawa keahlian enkripsi kami ke platform yang digunakan oleh ratusan juta pengguna dalam sehari,” kata Max.
Pada awal April lalu, Zoom merekrut mantan Kepala Keamanan Facebook Alex Stamos sebagai penasihat. Pada akhir bulan lalu, perusahaan mengumumkan rencananya merilis Zoom 5.0.
(Baca: Saingi Zoom, Google dan Facebook Tambah Peserta Aplikasi Rapat Online)
Versi terbaru itu diklaim memiliki fitur keamanan dan privasi yang mumpuni. Di antaranya pengguna bisa mengunci rapat online dengan cepat, mengeluarkan peserta, serta membatasi berbagi layar dan mengobrol dalam rapat.
Upaya-upaya tersebut dilakukan Zoom di tengah persaingan ketat. Google, Facebook, dan Telkomsel bahkan membangun layanan pesaing Zoom.
Facebook merilis fitur baru yang memungkinkan pengguna melakukan obrolan video melalui Messenger. Fitur ini dapat menampung hingga 50 orang dalam satu obrolan video.
Lalu, peserta video call di WhatsApp ditambah dari empat orang menjadi delapan orang. (Baca: Saingi Zoom, Telkomsel Perkuat Keamanan Platform Rapat Online CloudX)
Kemudian, Google juga menambah jumlah peserta Hangouts Meet dari empat menjadi 16 orang. Dikutip dari The Verge, tampilannya pun disebut-sebut mirip dengan Zoom.
Tak hanya itu, Telkomsel bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun tengah mengkaji kemungkinan aplikasi rapat online CloudX digunakan untuk kementerian dan masyarakat luas.