Kerusuhan di Amerika Serikat (AS) terkait kematian warga kulit hitam, George Floyd meluas ke banyak kota. Meski begitu, Amazon justru kebanjiran permintaan semprotan merica dan merchandise Black Lives Matter.
Perusahaan e-commerce itu mencatat, penjualan produk kategori olahraga dan luar ruangan, buku, dan pakaian meningkat saat terjadi aksi unjuk rasa di AS. Lebih rinci, produk kategori pertahanan diri yang paling banyak dibeli yakni semprotan merica.
“Penjualan senjata kejut taser atau pistol listrik menempati urutan ke-44 sebagai produk terlaris,” demikian dikutip dari situs web resmi Amazon, dilansir dari CNBC Internasional, Selasa (2/6).
Sedangkan merchandise Black Lives Matter yang banyak dibeli yaitu kaos. Black Lives Matter merupakan gerakan aktivis internasional, yang dimulai dari komunitas Afrika-Amerika. Mereka menentang kekerasan maupun rasisme sistemik terhadap orang kulit hitam.
(Baca: Hasil Otopsi: George Floyd Tewas akibat Sesak Napas dan Pembunuhan)
Pakaian bertuliskan ‘Aku tidak bisa bernapas’ masuk 10 teratas produk yang paling laris di Amazon. Lalu, kemeja One Lives Matter berada di peringkat 60 sebagai produk yang banyak dibeli.
Kategori buku yang laris manis, yakni yang terkait dengan keadilan rasial. Buku berjudul ‘White Fragility: Why It’s So Hard for White People to Talk About Racism’ merupakan yang paling banyak diburu.
Lalu, buku bertajuk ‘How to Be an Antiracist’ dan ‘We’re Different, We’re the Same’ menempati posisi ketiga dan ketujuh sebagai produk yang paling laris untuk kategori ini.
Kendati begitu, Amazon memperbarui peringkat produk yang paling laris setiap jam. “Ini untuk mencerminkan penjualan terkini dan historis,” kata perusahaan.
(Baca: Bos Amazon Diramal Jadi Triliuner Pertama dengan Kekayaan Rp 14.900 T)
Hanya, Amazon tidak menjelaskan alasan produk-produk tersebut yang paling banyak dibeli selama kerusuhan di AS. Perwakilan perusahaan juga tak segera menanggapi permintaan komentar.
Perwakilan firma riset e-commerce Marketplace Pulse Juozas Kaziukenas mengatakan, Amazon mencatat ‘Penjual Terbaik’ berdasarkan volume pencarian. Ia menilai, meningkatnya penjualan kaos Black Lives Matter dan produk lain yang terinspirasi aktivisme lainnya bisa jadi terkait sumbangan.
"Ini merupakan kesempatan bagi Amazon untuk menyumbangkan hasil penjualan itu," kata Kaziukenas. “Amazon memotong setiap penjualan. Semua itu harus disumbangkan jika Amazon peduli.”
(Baca: Mengenal George Floyd yang Kematiannya Memicu Unjuk Rasa Besar di AS)
Kendati penjualan meningkat, pengiriman barang terhambat demonstrasi di AS. Amazon pun mengimbau pengemudi Flex untuk berhenti mengirimkan paket Minneapolis, Seattle, Los Angeles, Nashville dan Miami pada Sabtu lalu, karena meluasnya aksi unjuk rasa.
Flex merupapakan mitra pengiriman barang Amazon. "Kami memantau situasi dengan cermat dan di beberapa kota. Kami juga menyesuaikan rute atau mengurangi operasi pengiriman untuk memastikan keamanan tim," kata juru bicara Amazon Kelly Cheeseman.
Jaringan ritel milik Amazon yakni Whole Foods di wilayah Los Angeles, Minneapolis dan Chicago pun ditutup. Pada Minggu, toko ritel Amazon di seluruh AS terpaksa tutup atau menyesuaikan jam bukanya.
(Baca: Dituduh Dalang Kerusuhan dan Dicap Teroris oleh Trump, Apa itu Antifa?)