Cerita Pengemudi Ojek Online Kembali Angkut Penumpang saat Normal Baru

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
Ilustrasi, pengemudi ojek daring menurunkan penumpang di kawasan Jl. Kendal, Jakarta, Senin (8/6/2020).
Penulis: Desy Setyowati
10/6/2020, 11.44 WIB

Sebagian provinsi di Tanah Air mulai memperbolehkan pengemudi ojek online seperti mitra Gojek dan Grab untuk mengangkut penumpang dalam rangka persiapan penerapan normal baru (new normal). Di Jakarta misalnya, layanan ini tersedia lagi mulai Senin (8/6) lalu.

Ada beragam cerita menarik yang dialami para driver. Mitra pengemudi Grab Adhitya Saputra misalnya, disebut menggunakan baju Gatotkaca, tokoh dalam wiracarita Mahabharata. Ini karena ia menggunakan partisi.

Partisi portable digunakan untuk meminimalkan penyebaran virus corona. “Saya termasuk salah satu mitra GrabBike di kota Yogyakarta yang mendapatkan alat pelindung itu pertama kali,” kata Adhitya dikutip dari siaran pers, Rabu (10/6).

Yogyakarta memang memperbolehkan pengemudi ojek online mengangkut penumpang selama masa Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM). (Baca: Mulai Angkut Penumpang, Tak Semua Driver Ojol Taat Protokol Kesehatan)

Adhitya mengaku masih bisa berkendara dengan kecepatan 60-90 kilometer per jam, meski memakai partisi portabel. “Sebelum pakai ini (partisi), beberapa penumpang menjaga jarak. Sekarang mereka merasa lebih aman kalau ngobrol dengan saya,” ujarnya.

Sedangkan Budiyono, mitra Grab di Semarang, bercerita bahwa kebiasaannya ketika beroperasi jauh berbeda dibanding sebelum ada pandemi corona. Kini, hand sanitizer hampir selalu menjadi pembuka obrolan dirinya dengan penumpang.

Sebab, ia wajib untuk menawarkan hand sanitizer kepada para penumpang. “Ada kalanya saya menawarkan penumpang masker untuk yang tidak pakai,” kata Budiyono.

Pria yang juga bekerja sebagai karyawan swasta itu bisa beroperasi hingga pagi sebelum ada pandemi Covid-19. Kini, order berkurang, karena masyarakat diminta mengurangi aktivitas di luar rumah.

(Baca: Kemenhub Minta Gojek dan Grab Pasang Sekat Pembatas di Ojek Online)

Kondisi serupa juga terjadi di Jakarta. Mitra pengemudi Grab, Edwin Tetra Aprianus (30 tahun) mulai terbiasa menggunakan masker dan sarung tangan.

Namun, mengaku kesulitan jika harus membeli partisi dengan uangnya sendiri. "Ribet kalau harus pasang sendiri. Kalau Grab yang memasang, tidak apa-apa. Toh buat protokol kesehatan," ujar dia kepada Katadata.co.id, Senin (8/6).

Katadata.co.id juga mencoba layanan ojek online Gojek. Hanya, mitra pengemudi yakni Taufik (38 tahun) tidak menggunakan masker maupun partisi.

Taufik mengaku belum terbiasa menggunakan perlengkapan sesuai protokol kesehatan dalam waktu yang lama. Padahal, ia mengakui bahwa Gojek sudah mengimbau mitra untuk memakai perlengkapan kesehatan.

Meski begitu, ia mengaku rutin memberikan laporan cek suhu tubuhnya. Selain itu, ia menyemprotkan disinfektan terhadap kendaraan setiap pekan.

Sebagaimana diketahui, informasi mengenai cek suhu tubuh dan penyemprotan disinfektan pada kendaraan mitra terlihat pada aplikasi, ketika Anda memesan layanan. (Baca: Hadapi Normal Baru, Partisi Ojek Online Harus Bersertifikasi SNI & ISO)

Sejak pagi hingga siang hari ini, baik Taufik maupun Edwin sudah mengangkut empat penumpang. Hanya satu yang membawa helm sendiri. Padahal, pemerintah, Gojek dan Grab sudah mengimbau pengguna untuk menggunakan helm sendiri guna mencegah penularan virus corona.

“Sebelumnya GoFood saja. Bahkan, pernah dalam sehari hanya satu orderan," ujar Taufik. (Baca: Anies Bolehkan Ojol Kembali Angkut Penumpang, Kemenhub Patok 2 Syarat)

Akan tetapi, kondisi berbeda terlihat di stasiun Sudirman, Jakarta Pusat. Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, beberapa pengemudi ojek online sudah menyediakan partisi.

Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita sempat mengatakan, perusahaan sudah melakukan prosedur yang mengedepankan aspek kebersihan dan kesehatan pada layanan transportasi GoRide dan GoCar. Salah satunya, mewajibkan mitra pengemudi untuk menggunakan masker, sarung tangan dan hand sanitizer saat beroperasi.

"Dari berbagai protokol dan edukasi kesehatan yang kami lakukan, mitra driver memiliki tingkat kesadaran yang tinggi atas standar dan protokol kesehatan," ujar Nila, beberapa waktu lalu.

Sedangkan Director of 2-Wheels & Logistics Grab Indonesia Tyas Widyastuti mengatakan, perusahaan berfokus meningkatkan standar kebersihan layanan berbagi tumpangan. “Kami akan mendorong perilaku bersih yang lebih baik sebelum perjalanan dimulai,” katanya dalam siaran pers, Rabu (10/6).

(Baca: Kemenhub Longgarkan Pembatasan Transportasi Darat dalam Tiga Tahap)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan