Amazon Web Service Klaim Tangani Serangan DDoS Terbesar

instagram/@amazonwebservices
Ilustrasi. Amazon Web Services Summit mengklaim telah dapat menangani serangan Distributed Denial of Services atau DDoS terbesar yang pernah tercatat.
Editor: Agustiyanti
19/6/2020, 09.58 WIB

Amazon Web Service mengklaim dapat menangani serangan Distributed Denial of Services atau DDoS terbesar yang pernah tercatat pada pertengahan Februari lalu. Menurut laporan dari ZDNet, serangan itu memiliki volume sebesar 2,3 Tbps, memecahkan rekor serangan DDoS sebelumnya yakni  1,7 Tbps pada Maret 2018.

Dikutip dari TheVerge, Kamis (18/6), dalam laporan ancaman AWS Shield Threat Landscape, perusahaan merinci hasil penanganan serangan web tersebut yang dimitigasi oleh layanan perlindungan Amazon AWS Shield, yakni layanan yang dirancang untuk melindungi pelanggan platform komputasi awan atau cloud dari serangan DDoS dan kerentanan bot dan aplikasi.

Namun, perusahaan tidak mengungkapkan target atau asal serangan yang ditanganinya tersebut melainkan mengatakan bahwa serangan itu dilakukan dengan menggunakan server web Connection-less Lightweight Directory Access Protocol atau CLDAP.

(Baca: Serangan DDoS Naik 3 Lipat, Situs Kesehatan & Pendidikan jadi Sasaran)

Berdasarkan catatan ZDNet, serangan yang menggunakan protokol CLDAP ini biasanya digunakan untuk mengakses dan mengedit direktori yang dibagikan melalui internet, yang telah dilakukan sejak 2016.

CLDAP dikenal untuk memperkuat lalu lintas DDoS sebesar 56 hingga 70 kali dari ukuran awal, menjadikannya protokol yang sangat dicari dan opsi umum oleh layanan DDoS untuk disewa.

Amazon mengatakan bahwa antara kuartal kedua 2018 dan kuartal keempat 2019 terjadi serangan terbesar dengan ukuran lebih kecil dari 1 Tbps, sedangkan pada kuartal pertama tahun ini 99% serangan adalah sebesar 43 Gbps atau lebih kecil dari itu.

ZDNet mencatat bahwa pada 2018 terjadi serangan Memcached, yakni vektor serangan DDoS baru di mana banyak kelompok peretas dan layanan yang disewa DDoS menyalahgunakan lebih dari 100.000 server serangan tersebut untuk menciptakan kekacauan di internet.

(Baca: Peretas Tiongkok Dituduh Serang Telegram Pakai DDos)

Namun, serangan DDoS besar itu kini telah menjadi langka, terutama karena penyedia layanan internet (ISP), jaringan pengiriman konten (CDN), dan pemain internet utama lainnya bekerja sama untuk mengamankan sistem dari serangan Memcached.

Menurut laporan ZDNet, saat ini sebagian besar serangan DDoS memuncak dalam kisaran 500 Gbps. Ini membuat serangan AWS 2,3 Tbps menjadi hal yang mengejutkan bagi para pemain di industri tersebut.

Sebagai pembanding, layanan mitigasi DDoS Link11 melaporkan bahwa serangan DDoS terbesar yang dimitigasi perusahaan adalah sebesar 406 Gbps pada  kuartal pertama 2020,. Dalam laporan di periode yang sama, Cloudflare mengatakan serangan DDoS terbesar yang dimitigasi perusahaan yakni lebih dari 550 Gbps.

Akamai juga melaporkan sebelumnya bahwa perusahaan memitigasi serangan DDoS sebesar 1,44 Tbps pada minggu pertama Juni 2020.

Reporter: Cindy Mutia Annur